Lihat ke Halaman Asli

Kita Berhenti, Covid-19 Berhenti

Diperbarui: 30 Maret 2020   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ini gambar bagus, sarat pesan dan membantu orang lebih mudah memahami karakter Virus Corona Covid-19 tanpa kepanikan atau kebingungan.

Bisa dimaklumi sebahagian masyarakat menjadi panik dan bingung, karena begitu banyaknya gambar, meme, atau pesan yang ditulis tanpa representasi. (Semoga Tuhan YMK menegur dan mengingatkan mereka yang "bermain-main atau mempermainkan isu Virus Covid-19" tanpa rasa empati dan tanggungjawab).

Lihatlah sang virus Covid-19 dalam kesendiriannya mencari tempat kehidupan, setelah rumahnya/inangnya semula yaitu (sangat diduga) kelelawar dan ular dijadikan makanan oleh sebahagian penduduk Wuhan di Provinsi Hubei, China. 

Sang virus harus berjuang hidup dan beradaptasi dalam inang baru yakni manusia, virus ber-mutasi, tetapi keberadaannya dalam tubuh manusia bersifat Parasitik, menghancurkan paru-paru dan mematikan manusia terlemah.

Virus Corona tampak dipinggir jalan raya, memegang poster dengan tulisan "Human" atau manusia, agar manusia tertipu, "menjemputnya" tanpa mengenal siapa dia, dan apa tujuannya.

Tujuannya tentu untuk hidup. Mereka nomaden setelah dibawa manusia lain (yang tertipu) dari Wuhan ke seluruh dunia. Kini dunia sudah dijangkau oleh sang virus. 

Semua Negara sudah disasar. Menggoncangkan kehidupan Negara. Walaupun angka kematiannya sangat kecil dibandingkan dengan sebab apapun.

Jauh lebih rendah dari kematian akibat Flu Burung (Virus H5N1), lebih rendah dari kematian ibu karena Persalinan, lebih rendah dari kematian karena Narkoba, apalagi karena kematian yang berkaitan akibat merokok, juga jauh lebih rendah dari kematian karena Demam Berdarah Dengue, begitu juga amat jauh lebih rendah dari angka kematian karena Kecelakaan Lalu lintas.

Lantas apa yang membuat geger? Karena Virus ini berpindah dari orang ke orang sedemikian mudahnya. Coba bayangkan, dari kebiasaan bersalaman bisa berpindah virusnya, sementara hitung-hitung ada berapa puluh orang yang kita salam atau kita sentuh setiap hari. 

Begitu juga ada berapa kali barang apa saja yang kita sentuh memegang pintu, tangga dan kunci saat meninggalkan rumah, memegang pintu mobil atau angkutan umum, menerima kembalian uang, memegang barang, menekan tombol lift, meletakkan tangan diatas meja kerja, menerima dokumen atau apasaja dari rekan.

Demikian pula di pasar, sedemikian intensifnya perpindahan barang dari tangan ke tangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline