Lihat ke Halaman Asli

Gobin Dd

TERVERIFIKASI

Orang Biasa

Komunitas Bukanlah Tempat Bergosip, Tetapi Wadah Menjalin Persaudaraan

Diperbarui: 25 Januari 2020   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto BBC.com

Naluri kita sebagai makhluk sosial menuntun kita untuk mempunyai teman akrab, patner dalam hidup berkeluarga dan teman karena dasar kepentingan, hobi dan latar belakang tertentu.

Hal ini pun berujung pada inisiatif untuk membentuk komunitas. Komunitas itu bisa terbangun atas dasar wilayah, tempat kerja, sekolah dan hobi tertentu.

Karena perkembangan media sosial dewasa ini, komunitas-komunitas itu pun mendapat wadah yang gampang untuk mengekspresikan diri. 

Ada pula grup dan komunitas yang bisa dibentuk di halaman media sosial. Contohnya, pelbagai grup chat yang mungkin kita miliki karena ikatan kepentingan dan latar belakang tertentu.

Dengan ini, setiap anggota komunitas mendapat tempat untuk menyampaikan dan mengekspresikan diri lewat medsos secara cepat dan gampang. Kadang kala anggota komunitas tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk bertemu muka langsung.

Chat dan diskusi di medsos bisa menjadi cara untuk melapangkan setiap pandangan yang ada pada anggota komunitas.

Apa pun komunitas yang terbangun, prinsipnya komunitas itu terbentuk sebagai perwujudan naluri sosial yang ada pada setiap orang. Lewat komunitas itu, setiap orang merasa diri bersaudara.

Namun acap kali terjadi di dalam komunitas itu terjadi perpecahan, cekcok dan kesalahpahaman antara satu sama lain. Hal ini terjadi karena perbedaan dan keunikan setiap pribadi.

Kalau situasi seperti ini tidak dipahami dan diterima dengan pikiran dan pemahaman yang bijak, ini bisa berujung pada perpecahan dari komunitas tersebut.

Tidak jarang terjadi juga sebuah komunitas pecah karena iklim yang tercipta. Iklim itu adalah kecenderungan bergosip dari para anggota yang ada di dalam komunitas itu sendiri.

Seorang teman begitu kecewa dengan komunitas di mana dia bergabung. Komunitas ini berpayungkan agama tertentu. Alih-alih ingin mengekspresikan imannya di dalam komunitas ini, dia malah menemukan situasi yang cukup ironis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline