Lihat ke Halaman Asli

Don Zakiyamani

Penikmat Kopi Senja

Strategi SBY Agar AHY Didukung Jokowi

Diperbarui: 29 Mei 2019   06:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monitor.co.id

SBY mulai turun gunung, mulai mendesak agar Prabowo-Jokowi bertemu meski pendukung Prabowo jelas sudah menolak pertemuan itu. Setelah Luhut gagal, kini Jokowi 'mengutus' SBY untuk membujuk Prabowo. Tujuannya agar tergambar di publik Prabowo jahat, tidak mau kompromi maupun tidak mau menerima kekalahan. Padahal 2014 sudah terbukti Prabowo mau mengakui kekalahan, bahkan sejak 2009 sudah dilakukan Prabowo.

Manuver SBY bukan pula tanpa alasan politik. Dengan sedikit keringat, AHY bakal jadi menteri, memuluskan jalan menuju kursi Presiden 2024. Sekaligus cara ini digunakan untuk mendapatkan dukungan dari parpol-parpol koalisi. Kerisauan SBY semakin bertambah ketika keinginan merayu Prabowo belum terjadi padahal 2014 ia sukses merayu Prabowo.

Setidaknya kini SBY terus berwacana agar dianggap pahlawan sebagaimana terjadi pada 2014. Situasi sedikit berubah, skenarionya sedikit gagal dengan enggannya Prabowo bertemu dirinya. Bila gagal merayu Prabowo maka deal dengan Jokowi akan gagal juga. 

Kegagalan yang sangat merugikan masa depan AHY. Belum lagi konflik si sulung dan bungsu yang berebut ketum. Peran sebagai katalisator dalam pilpres coba dimainkan SBY, namun sangat mudah terbaca.

Tradisi SBY yang senang curhat kembali kita saksikan. Rasa iba yang diharapkan pasti didapat, soal begituan memang SBY ahlinya. Tapi tidak semua bisa terhipnotis dengan semua itu. Barangkali strategi lawasnya mulai terbaca, tentu oleh mereka yang cerdas. 

Sejauh ini SBY belum sukses dianggap sebagai orang yang mampu meredam konflik pilpres. Pertaruhan kali ini bukan hanya soal pilpres 2019 akan tetapi 2024. AHY yang rela pensiun dini dari militer pasti terpukul bila gagal masuk kabinet Jokowi atau Prabowo. Karenanya, melalui usaha habis-habisan SBY terus ingin menjual jasa agar pertemuan dan perdamaian dua capres terjadi. 

Menurut saya sih, terlalu berlebihan padahal keduanya bakal ketemu sendiri setelah hasil MK. Jadi sebaiknya SBY santai dan fokus menjaga ibu Ani plus jangan sampai perebutan Ketua Umum Partai Demokrat oleh dua putranya terjadi, apalagi sampai diketahui publik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline