Lihat ke Halaman Asli

Dodi Bayu Wijoseno

Belajar, membuat hidup lebih indah

6 Fakta Jet Tempur Rafale Buatan Prancis yang Menarik Minat Menhan Prabowo

Diperbarui: 24 Februari 2020   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jet tempur Rafale buatan Perancis. Sumber gambar: Capt. Jason Smith/defenseimagery.mil

Beberapa waktu yang lalu sejumlah media massa memberitakan  Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia Prabowo Subianto tertarik dan berminat untuk membeli sejumlah alutsista buatan negara Perancis, salah satu diantaranya adalah jet tempur generasi terbaru buatan pabrikan Dassault Aviation Perancis: Rafale. Meski baru merupakan rencana dan masih harus melalui proses yang panjang karena menyangkut keputusan politis yang strategis, namun seandainya rencana tersebut benar terwujud maka hal tersebut akan menjadi sebuah babak baru dalam alutsista  kekuatan dirgantara kita.

Nama jet tempur Rafale mungkin masih terdengar agak asing di telinga kita karena sebagian besar jet tempur yang digunakan oleh Angkatan Udara kita adalah jet-jet tempur buatan USA atau Rusia. Sebut saja beberapa di antaranya yang terkenal: di masa lalu Angkatan Udara kita pernah menggunakan pemburu lincah P-51 Mustang (USA), pesawat jet tempur supersonik MIG-21 Fishbed (Rusia/Uni Sovyet saat itu) bahkan AURI (nama TNI-AU di masa lalu) pada dekade tahun 60-an pernah mengoperasikan pesawat pembom strategis jarak jauh Tupolev TU-16 (Rusia/Uni Sovyet) yang menggentarkan Belanda saat konfrontasi merebut Irian Barat (Papua). 

Saat ini TNI-AU mengoperasikan varian jet tempur canggih F-16 (USA) serta Sukhoi Su-27 (Rusia) dan Su-30 (Rusia). Karenanya nama-nama jet tempur buatan negara-negara Eropa seperti Rafale masih terdengar agak asing bagi kita. Saat ini negara-negara Eropa juga telah mengembangkan  jet tempur canggihnya, selain Rafale ada Eurofighter Typhoon yang dibuat oleh konsorsium 4 negara Eropa, lalu ada Swedia yang mengembangkan jet tempur SAAB JAS-39E/F Grippen (Gripen Next Generation).

Perkembangan pesawat jet tempur dimulai ketika di masa akhir Perang Dunia II di Palagan Eropa secara mengejutkan Angkatan Udara Jerman Luftwaffe mengoperasionalkan pesawat tempur jet pertama mereka Messerschmitt Me-262 yang memiliki kecepatan jauh lebih cepat dari pesawat pemburu tercepat Sekutu saat itu yang masih menggunakan mesin piston baling-baling, namun kehadiran jet tempur pertama Jerman di medan laga Eropa tersebut dinilai sudah sangat  terlambat dan tidak bisa lagi mengubah jalannya peperangan. Perang Dunia II di palagan Eropa berakhir dengan menyerahnya Jerman tanpa syarat kepada pihak sekutu.

Setelah Perang Dunia II teknologi mesin jet terus dikembangkan dan disempurnakan oleh negara pemenang perang sehingga terjadi perkembangan pesat pada pesawat tempur bermesin jet pada dekade-dekade selanjutnya. Negara-negara maju  seperti Amerika dan Eropa berlomba-lomba mengembangkan pesawat tempur yang akan menjadi kekuatan dan supremasi dirgantaranya. Salah satu negara yang mengembangkan teknologi jet tempurnya adalah Perancis dan dari negara ini lahir 2 jet tempur yang namanya cukup terkenal di dunia dirgantara: Mirage dan jet tempur generasi terbaru mereka Rafale yang menarik minat Menhan Prabowo.

Berikut 5 fakta jet tempur Rafale buatan Perancis tersebut:

1. Jet tempur Rafale dibuat oleh Pabrik  Dassault Aviation- Perancis dan menjadi bukti tekad mandiri Perancis dalam melahirkan jet tempur generasi baru secara mandiri.

Jet tempur Rafale yang dioperasikan Angkatan Udara Perancis. Sumber gambar: Hak Cipta Dassault Aviation/ www.dassault-aviation.com

Jet tempur Rafale adalah jet tempur generasi terbaru yang dibuat oleh pabrikan Dassault Aviation di Perancis . Kiprah pabrikan Dassault sendiri dalam dunia pembuatan jet tempur telah cukup panjang. Agak sedikit melebar dari pembahasan, Pabrik Dassault  pernah membuat jet tempur dengan nama Mirage yang cukup dikenal dalam dunia dirgantara sejak beberapa dekade yang lalu. 

Sebagaimana  dituliskan dalam The Story of Six Day War June 5-10,1967 (Edisi koleksi majalah Angkasa, 2007), Angkatan udara  Israel (Chel Ha' Avir)  menggunakan  Dassault Mirage-IIICJ sebagai tulang punggung kekuatan udara mereka dalam menghadapi kekuatan Angkatan Udara Mesir pada Perang 6 hari yang terjadi pada tanggal 5-10 Juni 1967. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline