Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Dulu Nomor Telepon di Jakarta Cuma Dua Angka

Diperbarui: 11 April 2022   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhatikan nomor teleponnya cuma dua angka (Dokpri)

Ketika beberes gudang terkadang kita menemukan "harta karun". Biasanya "harta karun" itu merupakan peninggalan kakek-nenek, ayah-ibu, atau kerabat kita. 

Memang ada "harta karun" yang berharga, ada pula yang kurang atau tidak berharga. Meskipun begitu, barang-barang lama ini tetap mempunyai kenangan.

Tadi siang saya menemukan sebuah kantong plastik. Ketika dibuka, isinya berupa pasfoto lama. Masih ada klisenya juga. Tentu saja masih berupa hitam putih.

Kantong pasfoto dari masa 1954 (Dokpri)

Jatinegara

Pasfoto itu terdapat dalam dua kantong kertas. Pada kantong yang satu terdapat tulisan Toko Potret "Trio". Alamatnya Jalan Matraman Raya 206, dengan nomor telepon 43. Tertulis juga Jatinegara (disesuaikan dengan ejaan baru). 

Tadinya saya tidak tahu dari tahun berapakah pasfoto tersebut. Namun dari beberapa pasfoto di dalamnya, hanya satu pasfoto bertuliskan pada bagian belakang: 2 Feb 1954. Berarti pada tahun-tahun itu Toko Potret "Trio" sudah berdiri.

Pada masa itu kemungkinan besar studio foto masih langka. Soalnya keluarga saya tinggal dekat stasiun Jatinegara. Jaraknya lumayan jauh dari rumah. Saya menduga, keluarga ayah naik sepeda ke sana.

Klise-klise lama (Dokpri)

Ketika saya bersekolah pada 1970-an studio foto ini masih ada. Maklum saya bersekolah di Jalan Matraman Raya 119. Jadi hampir setiap hari saya melewati studio ini. 

Selama bertahun-tahun nama Trio amat dikenal. Seingat saya, sebelum 1970 di dekat stasiun Jatinegara juga muncul studio foto. Subur namanya. Sewaktu kecil saya pernah berfoto di sini bersama nenek.

Kembali ke studio Trio, saya perhatikan nomor teleponnya cuma dua angka. Sudah pasti ketika itu pesawat telepon menjadi barang mewah. Ongkos pasangnya cenderung mahal. 

Maka hanya sedikit orang yang mampu memasang pesawat telepon di Jakarta ini. Sejak beberapa tahun lalu pesawat telepon sudah memiliki delapan digit nomor. Setiap rumah hampir selalu memiliki pesawat telepon.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline