Lihat ke Halaman Asli

tradisi adat pernikahan didaerah purworejo,kabupaten jawa tengah

Diperbarui: 22 September 2025   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TRADISI ADAT PERNIKAHAN JAWA TENGAH YOGYAKARTA

Hallo teman teman, saya Dini Tri Damayanti. Saya akan menuliskan sebuah Artikel tentang Tradisi Pernikahan di Kecamatan Pondok Aren, Tanggerang Selatan, Provinsi Banten. Sebelum ke pembahasan utama saya ingin memperkenalkan sedikit tentang keluarga saya, yaitu Ibu dan Ayah. Ibu saya berasal dari perworjo Jawa Tengah dan dibesarkan di jakarta, sedangkan Ayah berasal dari Jogjakarta Jawa Tengah dan di besarkan di JakartaIzinkan saya untuk membagikan pengalaman saya sewaktu mudik kekampung Ibu saya di Purworjo, perjalanan ke Purworjo menaiki kereta  sekitar 9 jam,sesampai nya di sana banyak sekali makanan khas yang populer di sana seperti dawet Ireng, minuman segar dari Purworejo,geblek,gorengan dr adonan singkong,clorot,kue manis dari tepung beras dan gula merah,sego megono,nasi dengan toping cacahan nangka muda,lanting,cemilan kering berbentuk angka 8,rengginang menjes,olahan ketan atau nasi kering lalu di goreng,kue satu,kue tradisional dari kacang hijau atau kacang tanah,ada juga beberapa adat dari Purworejo, seperti Saparan, upacara adat yang biasanya di adakan saat bulan Sapar.nyandar,tradisi jiarah kubur leluhur sebelum ramadhan.Sedekah Bumi, ungkapan syukur kepada tuhan Atas hasil panen.dan masih banyak lagii.

Okee kita masuk ke topik pembahasan utamanya,ayah ibu saya menikah menggunakan adat Jawa,meliput prosesi sakral seperti siraman(pembersihan diri),Ijab Kabul (Akad nikah),dan upacara Panggih yang melibatkan ritual seperti ngindak endhog(menginjak telur),bobot timbang,kacar-kucur(pemberian nafkah),dan dulungan(saling menyuapi)

Tradisi pernikahan bukan hanya sebuah rangkaian acara sakral antara dua mempelai, tetapi juga wujud nyata dari kearifan lokal dan nilai budaya yang diwariskan turun-temurun. Setiap prosesi memiliki makna simbolis, mulai dari doa restu, harapan akan kehidupan rumah tangga yang harmonis, hingga menjaga tali silaturahmi antar keluarga. Dengan melestarikan tradisi pernikahan, kita tidak hanya menjaga identitas budaya, tetapi juga memperkuat jati diri bangsa di tengah arus modernisasi.

baik trimakasi wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline