Lihat ke Halaman Asli

Cek Fakta! Tidak Benar bahwa Imunisasi itu Berbahaya

Diperbarui: 1 September 2022   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Grobogan (19/08/2022) -- Universitas Diponegoro (Undip) membuka program KKN Tematik dengan tema "Percepatan Imunisasi dalam Rangka Mendukung KEJAR & BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) Tahun 2022". Universitas Diponegoro (Undip) menerjunkan sebanyak 250 mahasiswa ke seluruh kabupaten di Jawa Tengah, salah satunya Kabupaten Grobogan. Lokasi KKN-Tematik Program KEJAR & BIAN tahun 2022 di Kabupaten Grobogan tepatnya terletak di Desa Kronggen, Kecamatan Brati.

Permasalahan yang ditemukan melalui survei dan penelitian lapangan bersama tim KKN-Tematik di Desa Kronggen yaitu masih minimnya keterlibatan masyarakat dalam menyokong program imunisasi. Tidak cukupnya pengetahuan membuat para orang tua mudah terkena berita palsu atau hoaks yang disebarkan melalui mulut ke mulut.

Hoaks merupakan berita bohong yang dibuat dengan tujuan kejahatan sehingga dapat menggiring pikiran masyarakat akan suatu hal karena bersifat provokatif. Hoaks dapat dihindari dengan beberapa cara, salah satunya mencari sumber yang jelas. Namun, masyarakat belum memiliki pemahaman yang cukup untuk menghindari berita hoaks, contohnya pada imunisasi.

dokpri

Berita hoaks mengatakan bahwa imunisasi berbahaya bagi anak-anak dan hukumnya haram, efek berita hoaks tersebut membuat cakupan imunisasi menurun. Setelah melakukan pengamatan pada Desa Kronggen, banyak orang tua yang mengira bahwa anak yang berusia sembilan bulan tidak perlu disuntik karena dianggap masih terlalu kecil. Sedangkan imunisasi dasar seharusnya sudah dimulai saat anak lahir dan dilanjutkan ketika menginjak usia dua bulan seperti suntik imunisasi Hepatitis B yang dilakukan pada otot paha bayi.

Selain itu beberapa orang tua tidak menginginkan anaknya untuk diimunisasi karena takut anaknya menangis, berpikir mengenai jangka panjang yang akan dialami oleh sang anak maka hal tersebut tidak boleh dibiarkan. Oleh karena itu, telah diadakan penyuluhan mengenai fakta imunisasi dan cara bagaimana mengenali berita hoaks kepada masyarakat, khususnya ibu rumah tangga guna menumbuhkan kepercayaan mereka.

dokpri

Pendekatan pada para Ibu dengan menerangkan fakta merupakan hal yang paling efesien karena terdapat bukti dan keterangan yang jelas. Pada program kerja ini, penyuluhan dilakukan secara langsung pada ibu rumah tangga yang memiliki balita dengan poster sebagai medianya. Hasil yang didapatkan yaitu kembalinya kepercayaan masyarakat pada program imunisasi dan adanya kenaikan jumlah balita yang melakukan imunisasi sehingga ke depannya berita palsu akan terhenti dan digantikan oleh fakta.

Keberlanjutan dari program kerja ini adalah saat mahasiswa melakukan pemberdayaan pada Ibu Kader mengenai hoaks imunisasi, dan seterusnya Ibu Kader yang akan menyampaikan pada Ibu Rumah Tangga bagaimana cara menghindari hoaks serta dapat membagikan poster dalam bentuk Portable Document Format (PDF) ke media sosial WhatsApp Grup dan lain sebagainya.

Cara memastikan apakah seluruh Ibu Rumah Tangga membaca poster yaitu dengan membagikan formulir dalam bentuk kertas maupun google form, dengan intruksi menuliskan secara singkat informasi apa yang telah didapat dari bacaan tersebut. Selain itu, poster cetak telah ditempel di posyandu dan juga diserahkan ke Puskesmas Brati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline