Lihat ke Halaman Asli

Iwan

Ketua RW periode 2016 - 2026

Teologi Islam Milenial: Absurdisme (Tulisan Keempat Puluh Delapan)

Diperbarui: 22 Maret 2024   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Absurdisme

Setelah modernisme memaksakan diri untuk menyatakan terlepas dari seluruh koordinat yang membentuk dirinya, lalu seketika terhempas membentur dinding, pecah dan kehilangan arah, datanglah Post Modernisme untuk menyusun ulang kembali apa yang telah diputus oleh Modernisme dengan menyatakan bahwa apapun makna tentang kehidupan silahkan pilih mana yang cocok untuk diri sendiri.

Sebab begitu banyak makna yang ada, Nihilisme mencoba merombak itu semua, mencoba lagi dari awal tentang makna apapun dalam hidup manusia dengan menyatakan bahwa semua makna adalah nihil, tak bermakna.

 Muncullah Absurdisme. Bukan mengikuti makna yang telah ada, namun memberi makna sendiri atas hidup kita. Makna baru dengan menggunakan definisi masing masing individu.

Dikarenakan Filsafat membutuhkan kegelisahan kegelisahan agar dapat menemukan makna, akhirnya filsafat menjadi pengemis dari hasil pencapaian ilmu pengetahuan. Filsafat tak lagi mampu mendahului untuk memberikan arahan bagi ilmu pengetahuan.

Wallahu'alam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline