Lihat ke Halaman Asli

Diella Clarissa

Mahasiswa S1 Psikologi

Sering Mengantuk Gejala Narkolepsi, Sadari Gejalanya pada Diri Anda

Diperbarui: 30 Mei 2023   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

Penulis: Ariolietha Joanna Kintanayu, Diella Clarissa, Giacinta Silvia Halim, Made Maria Pavita Meiangela, Raihanaiya Ramadhanty Pitoyo, & Sesilia Elda Kristiana Putri

Apa Itu Narkolepsi?

Pernahkah Anda mendengar mengenai narkolepsi? Kondisi ini memang tidak banyak dialami oleh populasi manusia baik di seluruh dunia, maupun di Indonesia. Perbandingan penderitanya adalah 1:2000 orang. Narkolepsi merupakan salah satu jenis gangguan tidur yang melumpuhkan dan mempengaruhi penderitanya dalam banyak aspek. Berdasarkan gejalanya, narkolepsi dibagi menjadi tipe 1 dan tipe 2. Narkolepsi dapat dialami semua usia namun pada banyak kasus lebih sering menyerang remaja (Davidson, et al., 2021). Penyakit ini bersifat berkepanjangan dan tidak dapat disembuhkan. Seorang gadis bernama Blake, membagikan kisah hidupnya di platform Instagram sebagai penderita narkolepsi. Gadis dengan username @narcolepzzzz ini menceritakan pengalamannya hidup dengan narkolepsi. Selain itu, ia juga membagikan gambaran mengenai narkolepsi, apa yang dapat dilakukan, dan bahkan link berisi barang-barang yang dapat memudahkan penderita narkolepsi lainnya. Kira-kira, apa saja gejala khas dari narkolepsi dan apa penyebabnya? Kemudian, jika tidak ada tobatnya, bagaimana penanganannya? Simak pembahasan selanjutnya!

Prevalensi Kasus Narkolepsi: Apakah ada di Indonesia?

Dilansir dari detikHealth (2015), dr. Roslan menyampaikan bahwa sulit untuk menentukan angka pasti prevalensi narkolepsi di Indonesia karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai kasus ini, sehingga mungkin banyak penderita narkolepsi yang tidak tercatat.

Apa Saja Gejala Khas dari Narkolepsi?

Menurut Scammell (2015), penderita narkolepsi biasanya akan menunjukkan gejala-gejala berikut:

1. Excessive daytime sleepiness

Kantuk berlebihan di siang hari walaupun sudah tidur cukup, terutama jika sedang melakukan aktivitas yang tidak melibatkan banyak gerakan. Kondisi ini berdampak pada kurangnya fokus dalam beraktivitas. 

2. Katapleksi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline