Lihat ke Halaman Asli

Dian Kusuma Damayanti

IRT, DapurKiddos4U Frozen Food Homemade, Higienis, Healthy and Halal

Dua Gelas Air Putih di Penghujung Waktu Sahur

Diperbarui: 18 April 2021   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto dari cdn.hellosehat.com

Bulan Ramadan adalah bulan mulia yang ditunggu kedatangannya oleh semua lapisan masyarakat di dunia. Momen-momen penting tidak pernah ketinggalan menghiasi semua rubrik di jejaring sosial tiap harinya. 

Berbagai momen dan kisah penting hadir meramaikan. Meskipun tidak semuanya menyenangkan, cerita-cerita itu membawa kesan tersendiri bagi pribadi yang melaluinya.

Begitu juga dengan diriku, momen Ramadan yang melewati hidupku membawa kesan tersendiri dan tak pernah terlupakan.

Teringat masa kecil saat menjelang ngabuburit bersama lima orang teman sebaya, berjalan menyusuri jalan di depan rumah. Rumah kami berdekatan,  di sana ada sebuah sungai dan jembatan yang menghubungkan jalan raya. Terlihat sangat ramai dengan orang berjualan, di antara jembatan dan jalan raya terdapat jarak seperti trotoar, masih tanah bukan paving. Mereka berjualan aneka mainan, makanan, minuman, dan menu takjil. 

Kami bersandar di jembatan, melihat orang lalu-lalang lewat dan sesekali memperhatikan penjual es kelapa muda menuangkannya ke kantong plastik, membuat tenggorokan ini merasakan kesegaran minuman itu. Terkadang juga melihat rengekan anak kecil dalam gendongan ibunya karena ingin dibelikan mainan atau gulali, yang merupakan salah satu permen yang melegenda sampai sekarang, bahkan sekilas sempat menghiasi film-film remaja.

Momen Ramadan yang berulang-ulang tiap tahunnya, seperti sebuah pertanda Allah Swt. ingin sengaja bertutur kepada setiap hamba-Nya bahwa Aku suka dengan momen Ramadan bulan mulia ini, agar ada rangkaian cerita yang bisa dikenang.

Saat ini, aku sudah berkeluarga dan berusia hampir mendekati lima puluh tahun, mengalami momen penting dan ada satu momen bila terlewatkan akan merasa kehilangan.

Dua Gelas Air Putih di Penghujung Waktu Sahur

Suatu sore, aku menyiapkan masakan untuk disajikan sebagai menu berbuka dan anak lelaki bungsuku selalu merepotkan aku dengan pertanyaan-pertanyaannya, "Mama masak apa ?" seperti sebuah kewajiban menanyakan hal yang sama tiap harinya. Setelah pertanyaan terjawab, ia langsung berkata, "Hmm pasti enak" sambil jempol tangan diacungkan ke depan. 

Anak lelaki bungsuku ini dibilang pendiam juga tidak karena kalau di rumah  dia paling kritis, tetapi kalau di luar rumah  dia memang terlihat malu-malu. Jika aku bilang "kok malu sich mas?", Dia pasti marah dan langsung bilang "aku nggak malu ma", sambil sesekali memperlihatkan wajah kesalnya. Setelah menyantap menu berbuka dengan segelas air putih dan 1 butir atau bilangan ganjil kurma, kita lanjutkan dengan salat tarawih diawali dengan salat isya terlebih dahulu. 

Lantunan azan anak lelaki bungsuku menghiasi memori ini, merasakan kebanggaan tersendiri dalam jiwa dan berlanjut doa seorang ibu, Semoga dengan azan itu menjadi sebab mas Gibran (panggilan akrab) bertemu dengan Bilal bin Rabah sahabat Rasulullah Saw. yang diberi amanah azan semasa hidupnya setelah memeluk agama Islam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline