Lihat ke Halaman Asli

Sampai Jumpa

Diperbarui: 29 Oktober 2020   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu, aku bangun dengan perasaan yang gelisah. Entah kenapa aku tak ingin pergi ke sekolah. Bukan karena rasa malas tapi entah kenapa ada sesuatu yang membuatku tak ingin pergi.

Akhirnya ku hiraukan rasa gelisah itu dan beranjak ke kamar mandi. 40 menit kemudian aku turun ke ruang makan untuk sarapan. Disana sudah ada ibuku, ayahku, dan kakakku.

"Selamat pagi", kusapa mereka dengan ceria walaupun rasa gelisah itu tetap terasa dihatiku. Kucium pipi ayah dan ibuku lalu aku duduk dikursiku.

"Selamat pagi, sayang" jawab ibuku. Ayahku hanya tersenyum hangat. Kakakku hanya mencibirku karena sikapku yang masih seperti anak kecil.

Aku melihat wajah ibuku yang entah kenapa terlihat lebih bersinar pagi ini. Dan rasa gelisah yang kurasakan itu semakin terasa. Entah kenapa aku ingin sekali berada disamping ibu hari ini. Dan lagi-lagi ku buang jauh-jauh rasa gelisah itu.

"Kenapa memperhatikan ibu se intens itu?" tanya ibuku yang mungkin dia merasa jika sejak tadi aku melihatnya.

"Tak apa bu, entah kenapa hari ini aku merasa ibu jauh lebih cantik" kataku dengan sungguh-sungguh. Ya, aku tidak berbohong jika aku berkata bahwa ibu terlihat lebih cantik.

"Hahaha, sudah-sudah cepat makan sarapanmu dan pergilah kesekolah, jangan sampai kamu telat." kata ibuku dengan sedikit galak, mungkin untuk menutupi rasa malunya?.

"Baiklah, ibuku yang cantik" kumakan segrra sarapanku dan dengan cepat aku menyelesaikannya. Aku mengambil tas yang kuletakan didekat kursi makan dan memakainya.

Sampai diluar, seperti biasa ibuku akan mengantar aku, ayahku dan kakakku sampai ke pintu depan. Setelah berpamitan dengan ibu, aku masuk kemobil dan melambaikan tanganku kearah ibu. Aku masih tetap terdiam didalam mobil sampai tidak mengetahui jika sudah sampai disekolah.

Kucium tangan ayah dan mencium pipinya dan dibalas ciun kening oleh ayahku. Lalu aku beralih ke kakakku dan melakukan hal yang sama, bedanya dia membalas mencium pipiku. Setelah menunggu mobil ayah berlalu, aku mulai masuk ke sekolahan dan berjalan menuju kelasku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline