Lihat ke Halaman Asli

Dian

Pengajar

Untuk Anakku

Diperbarui: 22 Oktober 2022   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari masih pagi ketika kulangkahkan kaki
Kuseret langkah setapak sambil kubisikkan raguku


Anakku,
Kusemai benih di ladang benakmu, kusiram tanah di ladang kalbumu, kupupuk ilmu di urat nadimu.
Tapi, akankah berbekas telapak tanganku di pagimu,
akankah mengalir mimpi-mimpiku di harimu...


Hari masih pagi ketika kubisikkan tanya lagi padamu


Anakku,
tergambarkah anganku di benakmu?
tergoreskah penaku di kalbumu?
Hanya kau yang dapat menjawab waktu.
----
Berjalanlah anakku
Teruslah berjalan
Tak perlu berjalan lurus ke depan,
Karena berjalan lurus ke depan tak membuatmu sampai di mana pun
Kau harus agak belok ke kiri di ujung perempatan...
Kadang kau harus menengok ke atas
Ke burung elang dan awan
Sesekali berhenti sebentar, akan membuatmu teringat angin dan rerumputan yang telah kau tinggalkan


Anakku teruslah berjalan
Tapi, Jangan ragu untuk mundur sebentar, memberi jarak untuk hatimu
Kan kau temukan celah di sana,
di atas puing itu ada sekuntum bunga berduri tiga, memberimu secercah kenangan tak terhapuskan
Kelak, akan kau temukan secangkir madu di jalanmu.
Anakku, hidup bukanlah hitam dan putih
Maka kau harus mengenal semua warna
Tidak perlu menjadi pelangi...
Cukup mempunyai mata hati.


Anakku,
Ibu ingin kau dapat terbang jauh mengangkasa
Tapi Nak,
Simpanlah satu saja bulu sayapmu
Agar ibu dapat tetap menggenggamnya
Agar ibu dapat terus merasa kau ada dekat
Agar ibu dapat yakin kau akan hinggap
Suatu saat....kelak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline