Lihat ke Halaman Asli

Dewiyatini

Ibu Rumah Tangga

Dari Sisa Panen Jadi Cuan: Kisah Petani Suntejaya Lembang yang Tak Lagi Meratapi Lemon Busuk

Diperbarui: 8 April 2025   12:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi.

Pernahkah kamu membayangkan jadi petani di tengah musim yang tak menentu?

Langit bisa tiba-tiba cerah pagi hari, lalu hujan deras di siang bolong. Itu yang dialami Nandang Kosim dan kawan-kawannya di Desa Suntenjaya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Mereka bukan hanya petani biasa---mereka adalah pejuang hidup yang menanam harapan pada setiap biji yang ditanam di ladang, meski sering kali harus pasrah saat hasilnya tak bisa dijual.

"Panen melimpah itu nggak selalu berarti untung," ucap Pak Nandang, Ketua Asosiasi Petani Sayur, Buah, dan Tanaman Herbal Merdeka. Suaranya tenang, tapi matanya menyimpan cerita panjang tentang perjuangan melawan sisa panen yang membusuk.

Bayangkan, buah dan sayur yang ditanam berbulan-bulan, begitu tiba masa panen malah harus ditumpuk di gudang karena tak laku dijual. Pasar menolak. Bukan karena busuk, tapi karena ukurannya tak seragam. Kadang terlalu besar, kadang terlalu kecil. Padahal, nutrisinya sama saja.

Tapi Pak Nandang bukan tipe orang yang mudah menyerah.

Ia dan teman-temannya mulai mencoba sesuatu yang berbeda: mengeringkan hasil panen.

Siapa sangka, ide sederhana itu justru membuka jalan baru. Lemon yang dikeringkan jadi topping minuman kekinian. Umbi bit kering bisa diolah jadi tepung warna merah alami untuk kue. Dan kopi? Desa Suntenjaya mulai dilirik karena kualitas kopinya yang khas.

Sayangnya, tantangan belum selesai. Musim hujan membuat pengeringan kopi jadi sangat lambat. Panen bisa menumpuk lagi kalau tidak cepat-cepat diolah. "Kami butuh alat pengering," ujar Pak Nandang. "Kalau terus mengandalkan sinar matahari, kami kalah oleh awan dan waktu."

Dari keresahan itulah, harapan datang. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB bersama PT AIMTOP melihat potensi besar di Suntenjaya. Mereka pun menghadirkan lemari pengering, sebuah alat sederhana yang bisa mengubah panen berlebih menjadi produk bernilai tinggi.

"Kami ingin petani tak lagi takut pada panen melimpah," ujar Antonius Indarto, Ketua Tim dari LPPM ITB. Ia paham, bukan hasil panen yang salah. Tapi sistem yang belum berpihak pada petani kecil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline