Lihat ke Halaman Asli

Desy Pangapuli

Be grateful and cheerful

Sepeda Ibu Madu

Diperbarui: 21 Maret 2021   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

Membicarakan sepeda bagiku klasik banget.  Jadi ingat ketika masa kecil dulu, bapak menghadiahi sepeda di hari ulang tahunku. Heheh....maklum zaman jadul, sepeda pertamaku itu roda tiga di belakang, yang kemudian bisa dicopot menjadi roda 2.

Singkat cerita, ketika aku belajar naik sepeda roda dua.  Wuih...jangan ditanya "tanda cinta" pertinggal gara-gara belajar naik sepeda. Hahah..aku pernah kejebur di got, dan bahkan pernah nyungsup di aspal entah bagaimana ceritanya.  Yup, kepalaku benjol cantik deh.  Yoi, zaman dulu naik sepeda mana ada helm imut seperti zaman now.

Tetapi yang membuat aku terkesan dengan sepeda adalah ketika dulu menyekolahkan kedua anakku di sebuah sekolah swasta cukup bergengsi.  Tersedia fasilitas pendidikan dari playgroup hingga SMA, dan luasnya segambreng.  Tetapi, satu sosok guru wanita benar-benar mencuri perhatian dan hatiku.  Kebanting sekali dengan segala fasilitas wow yang ditawarkan sekolah tersebut.  Guru ini tampil sederhana, apa adanya.

Ibarat Umar Bakrie sosok guru yang fenomenal ke sekolah dengan bersepeda onthel, sosok ini namanya Ibu Madu, seorang guru di SD.  Aku sering melihat si ibu ini bersepeda sederhana setiap hari dengan cueknya, dan setiap kali berpapasan dengan muridnya pasti ada saja satu anak yang nebeng ngebonceng.  Benar-benar bikin leleh hati melihat kebahagiaan antara guru dan muridnya sepedaan di seputar lingkungan sekolah.  Melenggak-lenggok di antara mobil mewah peserta didiknya.

Perjalanan waktu akhirnya membawa putriku menjadi muridnya di kelas 4 dan juga 6 SD.  Hahah...ternyata Ibu Madu memang sosok yang asyik luarbiasa.  Orangnya sederhana, humoris dan super cuek sekali, dan kebetulan rupanya orang Jogya!

Iya Jogya, kota itu selalu mengingatkan dengan sepeda yang sliweran seperti nyamuk.  Hanya saja nggak kebayang, ada seorang guru wanita yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya mengajar di Kota Jakarta.

Dahsyatnya, ternyata rumah Ibu Madu juga lumayan jauh dari sekolah.  Tetapi, tidak pernah sekalipun Ibu Madu terlambat ke sekolah.  Justru selalu yang paling duluan berada di sekolah, ditemani sepeda sederhananya.

Ketika kedua anakku di SD tersebut tentunya sepeda tidak booming seperti sekarang.  Ibu Madu tidak menggunakan helm khusus, melainkan cukup topi klasik yang melindunginya dari terik matahari.  Ibu Madu juga tidak merasa perlu menggunakan baju khusus pesepeda.  Tetapi dengan bangga digunakannya seragam guru, dan mengayuh sepeda menuju sekolah untuk menemui murid-murid yang menunggunya penuh cinta.

"Ibu Madu...Ibu Maduuuu...saya ikut bu...!" Teriak anak-anak setiap kali berpapasan dengan guru wanita ini.  Lalu si ibu akan berhenti dan membonceng peserta didiknya.  Senyum keduanya menularkanku kebahagiaan.  Padahal aku cuma melihat dari pelataran parkir.

Dulu di awal-awal aku kepikiran, bagaimana kalau hujan yah?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline