Lihat ke Halaman Asli

Ikwan Setiawan

TERVERIFIKASI

Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Air Terjun Maelang: Antara Keindahan dan Pentingnya Konservasi

Diperbarui: 9 November 2022   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Air terjun Maelang. Dokumentasi penulis

Tidak hanya terkenal sebagai benteng alam di kawasan selatan Jember yang berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia, Gunung Watangan memiliki sebuah air terjun yang cukup indah, meskipun tidak begitu tinggi dan volume airnya tidak besar. Warga lokal menyebutnya Maelang. 

Keindahan Maelang terletak pada bentuk air terjun bertingkat yang berasal dari mata air di bebatuan kapur. Airnya yang sangat jernih dari sumber mengalir melewati sungai kecil. Ketika bertemu dengan kontur tanah dan bebatuan yang curam, air tersebut membentuk air terjun pada tingkat pertama, yang paling tinggi, tingkat kedua, dan tingkat ketiga yang paling rendah. 

Sungai kecil dari arah Maelang yang dikeliling pepohonan endemik. Dokumentasi penulis

Selain itu, keindahan Maelang juga dilengkapi dengan pepohonan endemik yang masih terjaga di pinggir sungai dan air terjun, meskipun di lahan sekitarnya sudah ditanami pohon jati. Akar-akar pohon endemik seperti Elo Gondang (Ficus variegata Blume ) merambat di bebatuan dan tanah, membentuk lukisan alam nan indah. 

Keberadaan pepohonan yang menaungi air terjun, selain menghadirkan hawa sejuk, juga menyediakan oksigen berlimpah. Dipadu dengan suara air yang begitu ritmis, pengunjung bisa merasakan suasana damai dan tenang, cocok untuk menjernihkan pikiran dan batin. 

Air dan bebatuan di Maelang. Dokumentasi penulis

Untuk sampai ke Maelang, kita membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dari arah Jember dengan kendaraan bermotor, baik roda dua ataupun empat. Air terjun kecil ini secara administratif berada di wilayah Dusun Sebanen, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Jember. Sepeda motor bisa sampai lokasi. Sementara untuk mobil hanya bisa sampai di Dusun Sebanen. 

Setelah memarkir mobil, pengunjung bisa menempuh perjalanan ke lokasi dengan jalan kaki sekitar setengah jam, tergantung kecepatan kaki. Selain itu, pengunjung juga bisa minta bantuan para pemuda Sebanen yang sehari-hari keluar masuk hutan untuk mencari pakan ternak atau bertani.

Maelang, Dulu dan Kini

Maelang merupakan kependekan dari "sukmane ilang," yang dalam bahasa Indonesia berarti "sukmanya hilang." Sukmanya hilang bermakna bahwa kawasan ari terjun dan hutan Watangan bisa menghilangkan jiwa atau nyawa manusia. Ini tentu bukan bermaksud menakuti warga masyarakat. 

Suasana damai dan tenang di Maelang. Dokumentasi penulis

Alih-alih, dengan makna itu, warga dan pengunjung diminta berhati-hati ketika bermain di kawasan Maelang atau hutan Watangan. Dulu sebelum diganti dengan hutan jati, di kawasan air terjun dan Watangan, tentu banyak binatang buas, seperti hariamu, macan kumbang, macan tutul, dan yang lain. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline