Lihat ke Halaman Asli

Ikwan Setiawan

TERVERIFIKASI

Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Orkestra Ombak dan Salam Bukit kepada Samudra

Diperbarui: 5 Februari 2022   05:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantai Watu Ulo, Jember. Dok. Pribadi

ORKESTRA OMBAK: PUISI MEMBEKU

Seandainya kata-katamu mampu merawat ujung percumbuan yang dikawal penjaga pasir dan bebatuan, orkestra ombak akan menawarkan cerita-cerita kecil tentang keinginan para pejuang menemukan kehidupan bersama teriakan semesta dalam puisi-puisimu, bukan puja-puji untuk penguasa yang menertawakanmu. 

Di tepi benua ini: orang-orang berlomba mengeruk lapis demi lapis kemilau yang Tuhan sengaja berikan sebagai ujian dan pertaruhan. Kerakusan dijamin dalam perjamuan demi perjamuan: menggurita bersama janji kesejahteraan yang sejatinya tak pernah bisa mengalahkan kebaikan samudra raya. 

Pantai Watu Ulo, Jember. Dok. Pribadi

Sayangnya, puisi-puisimu menguap dalam sajian lezat di ruang-ruang megah. Tak ada lagi guratan-guratan waktu di wajah para nelayan yang terus berjuang untuk senyum istri dan anak-anak mereka. Tak ada lagi tembang kinanti para istri di dapur, bersama doa-doa mengalir, memeluk keperkasaan ombak. Tak ada lagi anak-anak merengek ketika ibu mereka tak kuasa memanggil penjual jajan keliling.

Puisi-puisimu membeku bersama kata-kata indah dihaturkan kepada tahta.  

Pantai Watu Ulo, Ambulu, Jember, 01 Pebruari 2022 


SALAM BUKIT KEPADA SAMUDRA

Kalau bait-bait dari tanah seberang sudah bertutur tentang angin timur, rajutlah kehendak bersama milyaran buih yang menemani perjalanan kecilmu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline