Lihat ke Halaman Asli

Defi Dilalatul Haq

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030046

Deja Vu, Fenomena Aneh Terkait Ingatan Manusia

Diperbarui: 29 Juni 2021   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: istockphoto.com

Coba kamu bayangkan! Kamu sedang menjalani hari-hari seperti biasa, namun tiba-tiba kamu menumpahkan secangkir kopi ke atas lembar tugasmu. Kemudian kamu ngomel-ngomel karena saking kesalnya. Dan di saat itu juga, kamu merasa bahwa semua ini pernah terjadi sebelumnya. Seperti sebuah mimpi yang samar-samar.

Kamu bahkan merasa bahwa kamu dapat memprediksi segala hal yang akan terjadi. Dari apa yang kamu kerjakan, kata-kata yang kamu ucapkan, bahkan detail dari lingkungan sekitarmu. Jika semua ini terdengar tidak asing, itu berarti kamu sudah pernah mengalami peristiwa deja vu.

Lalu, apa sih deja vu itu?

Apakah deja vu menandakan bangkitnya kekuatan super kita? Apakah deja vu sebenarnya sebuah "glitch in the matrix"? Atau apakah sains dapat memecahkan teka-teki mistis ini? Atau jangan-jangan kehidupan kita ini seperti halnya sinetron yang ceritanya suka diulang-ulang lagi?

Okay, istilah deja vu ini berasal dari bahasa Perancis. Deja artinya sudah dan vu artinya terlihat, yang berarti sudah pernah dilihat. istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Emille Brolac seorang filosofis dan ilmuan asal Prancis pada tahun 1897. deja vu menggambarkan suatu fenomena ketika seseorang merasa bahwa dirinya sudah pernah mengalami peristiwa yang saat ini sedang terjadi. Walaupun peristiwa tersebut merupakan pengalaman yang baru, seperti mengunjungi tempat yang sebelumnya belum pernah dikunjungi.

Menurut teori psikologi, deja vu berhubungan dengan recognition memory yang artinya sebuah jenis memori yang menyebabkan kita menyadari bahwa apa yang kita alami sekarang sudah pernah kita alami sebelumnya.

Otak kita bekerja di antara dua jenis recognition memory, yaitu recollection dan familiarity. Kita menyebut sebagai recollection atau pengumpulan kembali jika kita bisa menyebutkan dengan tepat seketika itu juga kapan peristiwa yang kita alami sebelumnya. Contohnya, kita dapat benar-benar mengenali di mana sekarang kita sedang berada.

Sedangkan ingatan yang disebut familiarity, muncul ketika kita tidak bisa menyebut pasti kapan kita melihat orang tersebut. Perlu kita tau, bahwa memori pada otak kita disimpan dalam pecahan-pecahan tertentu yang menyebabkan kita bisa lupa akan suatu hal. Saat kita mengalami sebuah peristiwa dan melibatkan satu atau lebih pecahan memori pada otak kita, maka dari situ kita akan merasa familier. Nah inilah yang disebut dengan deja vu.

Di samping deja vu, terdapat juga beberapa fenomena yang mirip dengannya. Contohnya deja reve, ketika peristiwa yang terjadi saat ini terasa seperti sudah dilihat sebelumnya dalam mimpi. Kemudian jamais vu, yang merupakan kebalikan dari deja vu. Yakni, ketika sesuatu yang seharusnya kita kenali terkesan asing. Hal ini biasanya terjadi ketika kita terus mengulang-ulang sebuah kata, dan pada suatu titik kata tersebut akan kehilangan maknanya di otak kita. Serta capgras' syndrome, yaitu ketika kita merasa bahwa orang-orang yang seharusnya kita kenali, seperti orang tua, telah diganti dengan seorang penyamar.

Bagaimana deja vu bisa terjadi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline