Lihat ke Halaman Asli

Dian Kusumawardani

Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Mengenang Tradisi Lek-Lekan Saat Sahur di Kawasan Ampel Surabaya

Diperbarui: 1 Mei 2021   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kawasan Ampel Surabaya | dokpri

Ramadan adalah bulan mulia. Bulan yang istimewa ini seringkali diisi tradisi-tradisi tertentu oleh masyarakat setempat.

Setiap Ramadan, ada tradisi khusus. Dan ini juga sangat beragam, bergantung dengan kondisi setempat.

Bak paribahasa "Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya", artinya: setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda; satu aturan di suatu daerah bisa berbeda dengan aturan di daerah lain.

Setiap daerah memiliki berbagai tradisi yang berbeda. Meski berbeda, tradisi-tradisi tersebut punya tujuan yang sama : memeriahkan Ramadan!

Tradisi Saat Sahur

Bicara tradisi Ramadan, di Surabaya banyak sekali tradisi-tradisi yang dilakukan saat Ramadan tiba. Misalnya tradisi saat sahur.

Tradisi saat sahur masyarakat Surabaya ini juga beragam lho. Ada tradisi patrol dimana para pemuda berkeliling kampung untuk membangunkan orang sahur sambil memainkan musik patrol.

Ada juga yang membangunkan sahur dengan menyulut mercon bumbung, mercon khasnya Surabaya. Tentu ini tradisi yang cukup berbahaya, meski terasa meriah.

Ada juga tradisi lek-lek an yang khusus dilakukan di kawasan Ampel Surabaya.

Tradisi Lek-Lekan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline