Bulan Ramadan biasanya saya sering mengajak anak-anak jalan-jalan ke masjid. Selain ngabuburit kami juga melakukan itikaf di malam-malam terakhir Ramadan.
Namun sudah dua kali Ramadan ini, tidak ada tradisi tersebut. Pandemi COVID-19 selama setahun terakhir ini membuat kami absen berkunjung ke masjid. Tak ada lagi ngabuburit bersama, itikaf pun tak ada. Sedih...
Tapi hari ini saya nggak mau berbagi kesedihan, saya mau bercerita tentang salah satu masjid favorit saya. Masjid Agung Surabaya.
Masjid Agung Surabaya
Masjid Agung Surabaya ini sebenarnya bernama Masjid Al Akbar Surabaya. Masjid ini adalah masjid terbesar kedua di Indonesia.
Lokasi masjid yang ada di daerah Pagesangan Surabaya ini letakkanya tidak jauh dari rumah saya. Jaraknya sekitar 5 km. Ini yang membuat saya sering mengajak anak-anak jalan-jalan kesini.
Masjid ini dibangun diatas tanah seluas 11,2 ha pada tahun 1995. Saat krisis moneter, pembangunan sempat terhenti. Namun akhirnya diteruskan oleh pemerintah kota Surabaya.
Secara fisik, luas bangunan dan fasilitas penunjang MAS adalah 22.300 meter persegi, dengan rincian panjang 147 meter dan lebar 128 meter. Bentuk atap MAS terdiri dari 1 kubah besar yang didukung 4 kubah kecil berbentuk limasan serta 1 menara. Keunikan bentuk kubah MAS ini terletak pada bentuk kubah yang hampir menyerupai setengah telur dengan 1,5 layer yang memiliki tinggi sekitar 27 meter.
Saat Ramadan, banyak penjual disekitar masjid. Tak hanya menjual makanan, berbagai keperluan rumah tangga juga ada. Mulai dari baju, sepatu, tas, alat-alat masak dan lain sebagainya. Susana Ramadan di Masjid Agung Surabaya ini sangat meriah. Menjelma seperti pasar malam.
Beribadah di dalamnya juga sangat nyaman. Kondisi masjid yang bersih dan sejuk, membuat jamaah bisa khusyu beribadah.
Itikaf di Masjid Agung Surabaya | dokpri