Kita Garda terdepan Perang Covid 19
Perang melawan Corona virus, adalah perang dengan lawan yang tak nampak, perang dalam kegelapan, mengayunkan serangan bila itu tepat maka menanglah kita, namun sebaliknya bila salah ayun maka binasalah kita.
Tersebut ilustrasinya
Sehingga dalam kondisi lawan yang tak nampak, kondisi gelap, maka garda terdepan adalah diri kita sendiri. Disiplin dengan sandi perang maka selamat, dan menang, juga sebaliknya tak disiplin dg aturan habis sudah, kalah dan mematikan.
Covid 19 ini, perlawanan pertamanya kita dengan disiplin, disiplin mencuci tangan, disiplin memakai masker, disiplin tdk berkerumun, disiplin menjaga jarak.
Bila pertahanan pertama (garda terdepan) ini jebol...maka perang akan dilanjutkan dengan garda kedua, ketiga dst... sampai pada garda akhir/pamungkas, yakni tim medis rumah sakit.
Sehingga wajar bila rumah sakit sebagai benteng terakhir yang datang adalah para pasukan perang yang sudah tak berdaya melawan, tak berdaya bertahan, sehingga wajar juga bila akhirnya hal tak diinginkan terjadi yakni mati karena kalah perang.
Yang menjadi berbagai masalah di rumah sakit adalah saat para pasukan garda terdepan, yakni saat dia tak mampu menghadapi lawan dan akhirnya mundur ke garda terakhir,mereka tak jujur bahwa dia habis kalah perang dg Covid 19 dan mencari perlindungan dan pertolongan.
Mereka menyembunyikan riwayat, lalu mencari suaka, sang penerima suaka akhirnya yang terkena getahnya. Harus menderita menerima resiko sehingga puluhan tenaga medis di Semarang dinyatakan positif, akibat pasien yg datang tdk jujur melaporkan riwayat nya.
Maka saudara ku...kita adalah garda terdepan melawan Covid 19. Laksanakan tugas dengan baik dan jujurlah bila mencari suaka kepada garda/benteng terakhir, sehingga nyawa kita dapat terselamatkan. Merekapun dapat atur strategi untuk melawan dg kekuatan benteng terakhir agar kita menang.