Lihat ke Halaman Asli

Warganet Milenial yang Menyatukan dan Memajukan

Diperbarui: 20 Agustus 2019   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rencongpost.com

"Warganet yang termasuk kategori generasi milenial dengan tingginya tingkat terkoneksi internet serta kekritisannya, mempunyai potensi untuk menangkal misinformasi, disinformasi dan juga menyatukan serta memajukan Indonesia"

Ada beberapa dampak dari hoaks atau kabar bohong yang beredar di media sosial, seperti memicu perpecahan, membangun ketakutan, menurunkan reputasi dan membuat fakta menjadi sulit dipercaya.

Diketahui Sebelum dan setelah pencoblosan di Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, sangat banyak hoaks tersebar di media sosial yang menyerang penyelenggara, peserta, pihak keamanan dan pengawas Pemilu. 

Hoaks dapat dikatakan mereda ketika Mahkamah Kontitusi (MK) memutuskan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) yang diajukan pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Prabowo Subianto -- Sandiaga Uno dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) memutuskan bahwa pasangan Joko Widodo (Jokowi) -- Ma'ruf Amin ditetapkan sebagai pemenang pada Pemilihan Presiden (Pilpres).

Data dari Komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) pada tahun 2018 mengatakan terdapat 997 hoaks dengan konten yang paling tinggi adalah politik, sebanyak 488 hoaks atau 49% dan disusul dengan konten agama sebanyak 12%. 

Untuk tahun 2019, data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sampai dengan bulan pencoblosan, jumlah hoaksnya adalah Januari 175 hoaks, kemudian meningkat pada Februari dengan 353 hoaks dan meningkat lagi menjadi 453 hoaks di bulan Maret dan mencapai puncak di bulan April dengan 486 hoaks. Setelah bulan April jumlah hoaks pun menurun menjadi 402 hoaks di bulan Mei dan 330 hoaks di bulan Juni.

Dari jumlah dan konten hoaks di atas, menjadi catatan penting adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia memaparkan hasil risetnya pada tahun 2018, bahwa ada beberapa daerah yang rentan terpapar hoaks yakni Aceh, Jawa Barat dan Banten. 

Ditambah lagi Kominfo menyatakan bahwa penyebar hoaks adalah golongan tua dan diperlengkap dengan hasil survei Indikator Politik yang mengatakan bahwa bukan media atau informasi yang menentukan preferensi politik tetapi preferensi politik yang menentukan informasi atau kabar yang mau diterima oleh para pendukung calon di Pilpres.

Warganet Milenial

Melihat kasus sebaran hoaks pada Pemilu 2019 di atas, melalui posisi dan kompetensinya milenial dapat dikatakan mempunyai peluang untuk memerangi hoaks.

Seperti data dari Forum Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui hasil surveinya yang bertajuk "Indonesia Millenial Report 2019" mengatakan 94,4% milenial Indonesia telah terkoneksi dengan internet. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline