Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Potong Rambut Sendiri, dari Aib Menjadi Keterampilan Tersembunyi

Diperbarui: 20 Juli 2021   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi potong atau pangkas rambut | Sumber: Pexels/Bariksive 

Sejak kecil, saya tergolong orang yang jarang dipangkas rambut di salon. Bahkan, mungkin saya hanya pernah dipangkas rambut dua kali di salon.

Pertama, ketika saya ikut ibu yang sedang ingin potong rambut di salon. Kedua, ketika saya diajak menjadi klien simulasi dari pelatihan karyawan di sebuah salon.

Dua pengalaman itu saya dapatkan saat masih sekolah. Pertama ketika saya SD, yang kedua ketika saya SMP.

Kalau jauh sebelum itu, saya lupa, apakah pernah dipangkas rambut di salon atau tidak. Tentu, ada faktor tertentu yang membuat saya hampir tidak pernah pangkas rambut di salon.

Faktor pertama, sedari kecil, ada orang yang lihai dan rutin memangkas rambut saya. Dia adalah ibu saya.

Ilustrasi perempuan pemotong/pemangkas rambut. Sumber: Pexels/Cottonbro

Saat ibu saya sempat disibukkan dengan dunia pekerjaannya dan harus merantau, tugas memangkas rambut saya dipegang oleh nenek saya. 

Di sinilah, saya kemudian harus mulai belajar menempa mental saya, karena ternyata nenek memangkas rambut saya dengan gaya batok.

Kalau dilihat dari depan, saya memang melihat rambut saya bergaya lingkar separuh batok kelapa. Tetapi, saya tidak tahu bagaimana bentuk rambut di belakang, apakah memang melingkar sempurna seperti belahan batok kelapa?

Setelah ibu kembali, tugas memangkas rambut saya kembali dipegang ibu. Ada sisi menarik yang kemudian membuat saya senang dipangkas rambut oleh ibu, yaitu rambut saya selalu tumbuh menjadi lebih halus dan lurus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline