Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Cristiano Ronaldo, Ancaman Nyata Para Striker Senja Italia

Diperbarui: 16 Juli 2020   05:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cristiano Ronaldo masih menjaga produktivitasnya di Serie A. Gambar: AFP via Suara.com

Sebenarnya Ronaldo (juga) merupakan pemain gaek. Usianya sudah 35 tahun, namun ketajamannya terlihat belum pudar. Beruntung pula labuhan karirnya masih di Serie A, alih-alih Major League Soccer.

Biasanya pemain yang sudah berumur senja akan memilih hengkang ke Amerika Serikat (MLS) atau Asia dengan memperkuat klub asal China, Korea Selatan, Jepang, Qatar, dan lainnya. Bahkan, daerah Asia Tenggara juga bisa menjadi destinasi terakhir para pemain hebat tersebut.

Tetapi, tak sedikit pula pemain yang bersinar di Eropa berlabuh ke kompetisi yang masih di Eropa, bahkan masih bisa pula bersaing di kompetisi antar klub Eropa. Pilihannya juga masih banyak.

Masih ada kompetisi di Turki, Belanda, Prancis, dan tentunya Italia. Tetapi untuk bersinar di Italia para pemain gaek dari berbagai negara harus bersaing dengan pemain lokal yang juga sudah senior. Menariknya, justru di usia-usia yang menjelang pensiun, ketajaman striker Italia meningkat.

Tentu kita masih mengingat nama Antonio Di Natale. Penyerang asli Italia dan dikenal sebagai pemain Udinese itu justru semakin harum namanya ketika sudah menua. Di beberapa musim terakhir kariernya, dia terus bersaing di papan atas daftar pencetak gol Serie A.

Hal ini juga terjadi pada striker gaek lain seperti Luca Toni dan Fabio Quagliarella. Moncernya Luca Toni (2013-2015) memang sempat membuat penggemar bola era 2000-an akhir terkesiap, karena mereka seperti diajak bernostalgia dengan keberadaan nama lama yang pernah menjadi favorit ketika bermain PlayStation 2 (Winning Eleven).

Toni pensiun di Hellas Verona setelah menyandang gelar topskorer Serie A bersama Icardi. Gambar: Getty Images/Dino Panato via Detik.com

Padahal saat itu (2010-an awal), penggemar bola sudah nyaris melupakan nama Luca Toni. Perhatian mereka sudah tertuju pada nama-nama baru seperti Mauro Icardi, Ciro Immobile, bahkan juga Gonzalo Higuain yang baru nongol di Serie A.

Menariknya, tiga nama itu juga merupakan penyerang-penyerang yang pada akhirnya meraih gelar capocannoniere (topskor). Khusus Icardi, dia merupakan penyerang asing di Italia yang sudah mampu bersinar di usia muda. Suatu ketepatan pula ketika dirinya pertama kali menyabet gelar topskor bersama eks Bayern Munchen, Luca Toni.

Quagliarella menjadi topskorer musim 2018/19. Gambar: Getty Images via Goal.com

Nama selanjutnya tentu Quagliarella. Mantan pemain Juventus itu menemukan magisnya bersama Sampdoria di usia yang sudah sangat senja sebagai striker (2018/19). Ini membuat publik berdecak kagum, karena kualitas striker Italia itu justru muncul ketika membela klub yang tidak sebagus Juventus.

Namun kebersamaan kita dengan Fabio tak bisa berlama-lama. Karena seperti Di Natale dan Toni, Fabio juga harus rela menyerahkan tongkat estafet ke penyerang muda--tinggal menghitung waktu untuk pensiun.

Kini, nama yang sudah mulai mendekati usia senja adalah Ciro Immobile. Sampai sejauh ini memang dirinya yang paling difavoritkan untuk menjaga asa publik Italia melihat penyerang lokal yang meraih gelar topskor Serie A.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline