Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Putri Tanjung dan Kawan-kawan, Cermin Kewajaran Milenial Menjadi Punggung Negara

Diperbarui: 24 November 2019   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Staf khusus Presiden Joko Widodo yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Maruf, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar dan Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia menjawab pertanyaan wartawan saat diperkenalkan di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019). Ketujuh stafsus milenial tersebut mendapat tugas untuk memberi gagasan serta mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang. (sumber: ANTARA FOTO/Wahyu Putro via kompas.com)

Bagi beberapa orang, melihat muda-mudi berusia 20-30 tahun menjadi bagian dari pemerintahan akan terasa menarik. Bahkan, tak jarang dihebohkan. Namun, jika boleh jujur, fenomena itu seharusnya sudah wajar. Mengapa?

Menemukan orang-orang muda dapat menjadi bagian dari suatu hal yang besar sudah bukan lagi hal baru. Apalagi dalam kurun waktu 2-5 tahun ini. Bahkan, nama-nama yang membanjiri trending topic dalam waktu 1 tahun ini kurang lebih didominasi oleh figur muda.

Dimulai dari politikus muda yang banyak diperbincangkan, seperti Tsamara Amany Alatas bersama Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Di Malang pun ada politikus muda yang sudah terpilih menjadi bagian legislatif daerah, meski masih menjadi mahasiswa. Dilanjutkan oleh sosok rektor muda di Perguruan Tinggi ASIA Malang yang masih berusia 27 tahunan. Luar biasa!

Melalui contoh-contoh itu dan sebenarnya masih banyak lagi. Belum lagi jika harus menyentuh ranah entertainment dan creativity, maka akan lebih banyak lagi orang-orang hebat yang dapat kita kenal yang ternyata masih sangat muda.

Dari sini, kita dapat mengetahui bahwa fenomena muda-mudi menjadi bagian dari punggung pembangunan negara sudah biasa. Bahkan, jika merunut pada sejarah, Indonesia dapat merdeka juga tak lepas dari keterlibatan generasi muda. So, why not to do it again?

Begitu pula jika kita harus melihat nama-nama yang masuk ke daftar staf khusus Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Sebenarnya, mereka adalah orang-orang yang memang mampu untuk beraksi lebih, khususnya dalam upaya memajukan negeri ini. 

Jika negara ini terbangunkan oleh generasi muda, maka bukanlah suatu keajaiban untuk melihat negara ini termajukan oleh generasi muda. Lagi, pertanyaan yang sama: mengapa?

Generasi muda selalu berani menghadapi kesalahan. Generasi muda juga masih memiliki rentang waktu untuk memperbaiki kesalahan. Generasi muda juga masih sangat optimis untuk masa depan.

Tiga poin ini sangat berguna untuk membuat negeri ini tidak hanya berbicara soal bagaimana cara bertahan hidup. Tetapi, bagaimana pula cara melangkah maju. Situasi ini sebenarnya dapat dilakukan oleh generasi tua yang mana kaya akan pengalaman.

Namun, kita harus mawas diri terhadap apa yang sering terjadi dalam kehidupan kita. Yaitu, mengulangi apa yang sudah pernah terjadi. Entah sadar atau tidak. Itulah yang biasanya terlihat ketika kita harus bertemu dengan orang-orang lama.

Baca juga: Kebiasaan Kita. (DeddyHS_15/Kompasiana)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline