Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Livi Zheng Tidak Sendiri

Diperbarui: 7 September 2019   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Livi Zheng dan Pak Rijanto (bupati Blitar). | Poskotanews.com

Tidak hanya soal kisruh Papua dan kisah KKN di Desa Penari, Indonesia juga dijejali dengan pemberitaan tentang Livi Zheng.

Nama Livi Zheng mulai dikenal ketika dirinya menghasilkan sebuah karya yang berjudul "Bali: Beats of Paradise". Membaca judulnya, sepintas menjadi teringat pada film lokal yang berjudul "Blitar - Bhumi Laya Ika Tantra Adhi Raja".


Sama-sama berawalan huruf "B" pada nama daerahnya, kedua film ini juga sama-sama berupaya mengangkat kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia melakui masing-masing daerah tersebut. Namun, keduanya memiliki perbedaan.

Jika film garapan Wima Brahmantya lebih menyasar pada pengenalan kearifan lokal. Sedangkan film garapan Livi Zheng tersebut lebih mengarah pada eksistensi budaya -karena Bali sudah terkenal dan mulai ke arah pengembangan kultur ke luar negeri.

Sepintas selimutnya sama, namun secara isi di dalam selimut tersebut terlihat ada perbedaan. Termasuk bagaimana kemasannya dan siapa saja yang terlibat. Ini membuat kedua karya ini masih dapat dikatakan sebagai karya yang masing-masing memiliki visi dan misi tersendiri.

Kini, kita fokus pada apa yang sedang hangat diperbincangkan di media sosial, yaitu tentang pencapaian Livi Zheng. Livi Zheng kabarnya mengaku jika karya-karyanya sudah mendapatkan pengakuan dan penghargaan di berbagai ajang.

Namun, banyak media massa di internet mengabarkan jika pengakuan-pengakuan ataupun pencapaian tersebut diragukan keabsahannya.

Hal ini dipertegas dengan sebuah video dari channel Youtube sebuah media massa digital, Tirto.id yang mengunggah ulasan tentang Livi Zheng. Ulasan itu mengungkap tentang bagaimana tindakan Livi Zheng dapat bermuara seperti yang masyarakat-net ketahui saat ini.


Jika melihat ulasan tersebut, maka apa yang dilakukan Livi Zheng dapat pula disebut telah terstruktur meski sarat kontroversi. Namun, benarkah hanya Livi Zheng yang melakukan praktik "penyesatan" prestasi?

Guna menjawab pertanyaan tersebut, penulis hadirkan 5 kunci yang dapat menentukan tindakan yang serupa dengan Livi Zheng. Lima kunci itu mengarah pada adanya praktik hiperbolis terhadap apa yang dimiliki oleh seseorang yang kemungkinan salah satunya adalah Livi Zheng.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline