Lihat ke Halaman Asli

Penyembuhan Islami dalam Pandangan Saya

Diperbarui: 8 April 2018   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saat ini, di masyarakat kita berkembang upaya penyembuhan yang disebut sebagai rukyah. Penyembuhan dengan rukyah sering dikembalikan dalam pertanyaan retoris dalam Al Qur'an yaitu Man Roqin, siapa penyembuhnya (Allah). Terkait dengan rukyah, Imam Ibnu Agar dalam Fathu hul Bari menyarakan ada 3 Syarat Rukyah Syariah 

1. Menggunakan Kalamullah, asma dan sifatnya
2. Berbahasa Arab atau bahasa lain yang dipahami maknanya
3. Yakin bahwa yang menyembuhkan adalah Allah.

Tiga hal di atas nampaknya adalah upaya penyembuhan yang bersandar pada "ayat kauliyah" upaya ini dalam pandangan penulis akan lebih lengkap jika disertai upaya yang bersumber dari ayat kauniah, yang telah diuji dalam hubungan causalitas yang empirik berupa penyembuhan barat atau timur. Keseimbangan ini juga terkait bahwa semua yang diciptakan Allah pasti ada faedahnya.

Keyakinan bahwa seluruh ciptaan Allah ada faedahnya berupa upaya sungguh sungguh, jihad melalui pebelitian dan pengembangan bebagai makhluk Allah untuk dimanfaatkan kegunaannya bagi umat manusia.Kita tentu menyadari bahwa memenuhi hajat sesama manusia, pahalanya lebih dari naik haji. Artinya upaya mencari berbagai bahan yang dapat membantu memenuhi hajat manusia untuk hidup sehat itu bagian ibadah juga.

Penggunaan berbagai kauliyah yang sesuai syar'i maupun berbagai produk kainiyah secara bersamaan penulis biasa gunakan Istilah penyembuhan terpadu atau penyembuhan holistik. Secara praktis,penyembuhan holistik dengan memberikan ebagai bahan medik farmakologis dengan dibarengi bacaany ang diajarkan Rasulullah. Dengan demikian penyembuhan holistik merupakan upaya lahir batin, kauliyah dan kainiyah dalam ikhtiar penyembuhan atau penjagaan

Dalam pandangan penulus, penyembuhan terpadu, holistik inilah sesungguhnya hakikat dari apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, karena seperti kita ketahui bahwa selain Rasulullah mengajarkan berbagai dzikir dan doa dalam upaya penyembuhab, juga Rasulullah menganjurkan dengan aksi yang berupa pemberian madu, bekam dll, yang sebagaimana untuk melakukan apa saja termasuk makan minum (bekam atau madu) pasti dibarengi doa dan keyakinan semuanya adalah bersumber dari Allah SWT.

Dengan demikian, selama kita melakukan upaya penyembuhan dilakukan dengan berbagai bacaan atau doa yang ada tuntunannya, dibarengi dengan menggunakan bahan atau teknologi hasil jihad empirik untuk menemukan hal bermanfaat dari alam, dan lebih utamanya dilandasi dengan tauhid, apapun yang kita lakukan pada akhirnya Allah juga penentunya dan yang menyembuhkannya, itulah hakikat penyembuhan Islami.

Oleh karena itu meskipun rukyah diyakini dan dibranding sebagai penyembuhab Qurani, tidak ada jaminan pasca di rukyah pasti mendapat kesembuhan, semua ahirnya meyakini bahwa penyembuhnya adalah Allah SWT, Tuhan yang maha kuasa. Tindakan medis dengan bahan dan teknologi hasil jihad empirik merupakan sikap penyempurnaan dalam upaya lahir batin, dalam pemanfaatan ayat qouliyah dan Kainiyah.

Hanya saja, dalam masalah teknologi dan pemberian bahan, sudah seharusnya mengikuti jalan yang dianjurkan oleh Al Qur'an dan Rasulullah sendiri untuk selalu meningkatkan kualitasnya. Kita harus menanyakan adakah yang lebih baik dan menguntungkan dari bekam? Hal ini mengingat bahwa darah yang ada ditubuh kita selalu didaur untuk menjadi empedu, komponen penting dalam encernaan, dengan demikian perlu digunakan teknologi yang dapat membersihkan darah, mengeluarkan ktkrannya, tanpa harus membuang darah itu sendiri. Disinilah pemanfaatan berbagai bahan detox maupun hemdialisis menjadi upaya peningkatannya.

Demikian juga mencari bahan lain selain madu, bukan berarti kita mengingkari apa yang disampaikan oleh Rasulullah tentang madu, tetapi kita yakin pada yang diajarkan Rasulullah juga bahwa semua yang diciptakan oleh pasti ada manfaatnya.

Oleh karena itu, upaya penyembuhan yang disebut apapun, selagi didasari keyakinan bahwa Allah-lah sebagai penyembuh sehati, dilakukan dengan cara-cara yang benar, dengan menggunakan bahan dan teknologi yang tidak melanggar hukum syar'i (harus didasari hukum halal haram) pada hakikatnya adalah penyembuhan islami. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline