Lihat ke Halaman Asli

Damanhuri Ahmad

Bekerja dan beramal

Gapoktan Guguak Saiyo Mandiri Fasilitasi Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos

Diperbarui: 1 Desember 2021   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembuatan pupuk organik di Gapoktan Guguak Saiyo Mandiri. (foto dok hasanuddin)

Pupuk kompos dinilai mampu meringan biaya petani dalam mengembangkan usaha pertaniannya. Apalagi, pupuk itu dibuat secara bersama, berkelompok akan sangat membantu jalannya kemajuan dunia pertanian itu sendiri.

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Guguak Saiyo Mandiri bersama 24 kelompok tani yang ada di Nagari Lurah Ampalu, pekan lalu membuat kegiatan produksi pupuk kompos ini. Sekaligus kegiatan itu merupakan pelatihan yang langsung dipandu oleh PPL nagari itu.

Bahannya, terdiri dari serbuk gergaji, arang sekam, kotoran ternak, kapur dolomit, em4 seliter untuk satu ton pupuk, gula aren dan air secukupnya. "Dalam tempo satu jam, bau yang awalnya lumayan menyengat, setelah dibuka dari adukan yang merata, akhirnya hilang. Dan alhamdulillah, jadi pupuk," kata Hasanuddin, salah seorang pengurus Gapoktan Guguak Saiyo Mandiri.

"Karena ini sipatnya latihan, sekaligus uji coba, produksi perdana ini dibuat satu ton pupuk. Kita tunggu hasilnya, dan tentu bisa kita bandingkan dengan tanaman yang memakai pupuk kimia," kata Hasanuddin.

Hasanuddin bersama peserta lainnya yang terdiri dari seluruh ketua kelompok tani di Lurah Ampalu menyampaikan terima kasih kepada PPL yang telah mau berbagi ilmu untuk meringankan biaya operasional petani ini.

"Dan memang, orang yang sudah mencoba mengabartkan kalau dengan kompos hasil panen meningkat, padi pun rancak. Namun, tentu perlu kita buktikan, sehingga bisa keta beralih ke kompos ini dalam menghidupkan pettanian di nagari ini," ulas Hasanuddin.

Menurutnya, pencarian bahan baku yang agak lama. Bila semua bahan baku terkumpul, proses pembuatannya cuma satu jam, selesai, dan pupuk pun sudah bisa digunakan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline