Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Gapoktan Guguak Saiyo Mandiri Fasilitasi Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos

1 Desember 2021   16:34 Diperbarui: 1 Desember 2021   16:39 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembuatan pupuk organik di Gapoktan Guguak Saiyo Mandiri. (foto dok hasanuddin)

Pupuk kompos dinilai mampu meringan biaya petani dalam mengembangkan usaha pertaniannya. Apalagi, pupuk itu dibuat secara bersama, berkelompok akan sangat membantu jalannya kemajuan dunia pertanian itu sendiri.

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Guguak Saiyo Mandiri bersama 24 kelompok tani yang ada di Nagari Lurah Ampalu, pekan lalu membuat kegiatan produksi pupuk kompos ini. Sekaligus kegiatan itu merupakan pelatihan yang langsung dipandu oleh PPL nagari itu.

Bahannya, terdiri dari serbuk gergaji, arang sekam, kotoran ternak, kapur dolomit, em4 seliter untuk satu ton pupuk, gula aren dan air secukupnya. "Dalam tempo satu jam, bau yang awalnya lumayan menyengat, setelah dibuka dari adukan yang merata, akhirnya hilang. Dan alhamdulillah, jadi pupuk," kata Hasanuddin, salah seorang pengurus Gapoktan Guguak Saiyo Mandiri.

"Karena ini sipatnya latihan, sekaligus uji coba, produksi perdana ini dibuat satu ton pupuk. Kita tunggu hasilnya, dan tentu bisa kita bandingkan dengan tanaman yang memakai pupuk kimia," kata Hasanuddin.

Hasanuddin bersama peserta lainnya yang terdiri dari seluruh ketua kelompok tani di Lurah Ampalu menyampaikan terima kasih kepada PPL yang telah mau berbagi ilmu untuk meringankan biaya operasional petani ini.

"Dan memang, orang yang sudah mencoba mengabartkan kalau dengan kompos hasil panen meningkat, padi pun rancak. Namun, tentu perlu kita buktikan, sehingga bisa keta beralih ke kompos ini dalam menghidupkan pettanian di nagari ini," ulas Hasanuddin.

Menurutnya, pencarian bahan baku yang agak lama. Bila semua bahan baku terkumpul, proses pembuatannya cuma satu jam, selesai, dan pupuk pun sudah bisa digunakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun