Lihat ke Halaman Asli

Damanhuri Ahmad

Bekerja dan beramal

Ternyata Hidup Itu Sendiri Merupakan Ujian dari Tuhan

Diperbarui: 8 Mei 2021   13:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situasi hujan yang hampir mewarnai hari-hari di bulan puasa. (foto dok damanhuri)

Ramadan kali ini musim penghujan. Tiap sebentar hujan turun. Tak siang, pagi, dan malam kadang juga turun hujan.

Terasa hebat kekuasaan Tuhan soal hujan, sedang terik panas, bisa langsung turun hujan. Manusia harus paham dan mengerti kalau yang mendatangkan hujan dan panas adalah Yang Maha Kuasa.

Bagi Dia tak ada yang sulit. Tuhan berbuat sekehendak-Nya. Apalagi urusan hujan dan panas, hanya bagian terkecil dari kekuasaan Tuhan.

Kondisi panas yang disertai hujan itu berlaku sejak awal puasa di Sumatera Barat. Inilah yang disebut dengan cuaca ekstrim. Banyak orang mengalami gangguan kesehatan akibat cuaca seperti ini.

Tapi yang jelas, ini rahasia Tuhan terhadap makhluknya di muka bumi ini. Bagi yang beriman, situasi seperti ini tentu cobaan yang harus disyukuri. Sebab, setiap orang beriman, semangkin kuat iman dan keyakinannya, akan semangkin tinggi dan banyak pula cobaan dan ujian yang dia terima.

Tak ada imam kalau tidak ada ujian dan cobaan. Bahkan, hidup bagi orang yang beriman adalah ujian. Orang beriman tak pernah mengeluh dalam menyikapi situasi dan gelombang hidup.

Baginya, hidup itu memang bergelombang. Ibarat roda, ada masanya di bawah, dan ada pula ketika sedang di atas. Roda kehidupan selalu berputar menurut sumbunya.

Ramadan adalah bulan tempat kita berjuang. Mengendalikan akal dan nafsu. Ketika dua hal itu terkendali, apapun situasi alam yang terjadi adalah dinamika dan gelombang hidup.

Termasuk soal kehidupan kita. Belajar dari situasi alam, kehidupan kita juga seperti demikian. Tak ada yang normal. Banyak gelombang, dan turunan tajam yang dilanjutkan dengan tanjakan yang panjang dan tinggi.

Artinya, dalam hidup dan kehidupan manusia wajibnya berusaha. Berhasil tidak wajib, dan itu utusan Tuhan terhadap makhluknya. Mudah dan sempitnya rezeki kadang terasa tak berpatokan pada keimanan.

Namun, orang beriman selalu memandang rezkinya dari pintu berkah. Biar banyak asalkan berkah. Rezki berkah adalah terasa cukup dengan kebutuhannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline