Lihat ke Halaman Asli

Daim Matus Solakhiyah

Mahasiswi UIN Walisongo Semarang semester 7 (sedang mengikuti KKN)

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Ciptakan Rumah Baca Bersama Jadi Solusi Siswa Belajar Daring di Desa Weding

Diperbarui: 19 Oktober 2020   17:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai sektor kehidupan termasuk pendidikan. Kegiatan pembelajaran pada akhirnya dijalankan secara daring untuk meminimalisir risiko penyebaran virus corona baru. Sementara di sebagian kecil daerah yang berada di zona hijau mulai menjalankan pembelajaran secara tatap muka atau luring.

Pembelajaran daring memunculkan sejumlah persoalan bagi para siswa. Banyak siswa yang mengalami kendala saat belajar online di tengah pandemi. Kondisi tersebut mendorong mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk membantu para siswa yang menemui hambatan dalam pembelajaran daring karena tidak memiliki peralatan, keterbatasan kuota/pulsa, serta kesulitan dalam pendampingan orang tua.

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang bersama remaja Karang Taruna berinisiatif menciptakan rumah baca yang dinamai "Rumah Baca Bersama". Rumah Baca Bersama (RBB) ini menempati kediaman mahasiswa UIN Walisongo sebagai posko di Desa Weding Barat, RT/RW : 03/08, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak. Sedikitnya 15 siswa tingkat TK hingga SMP belajar bersama di rumah baca ini setiap hari senin sampai jumat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Para siswa belajar dibimbing oleh mahasiswa perguruan tinggi UIN Walisongo Semarang dan para remaja Karang Taruna.

Adanya Rumah Baca Bersama di Desa Weding Barat menjadi solusi siswa belajar daring dan keberadaannya pun sangat didukung oleh RT dan RW setempat. Bapak Ngatemen (selaku RT desa Weding Barat RT/RW : 03/08) mengatakan, pembuatan rumah baca ini sangat mulia. Menurut beliau, banyak anak-anak di desa ini yang tidak bisa belajar di rumah secara daring karena tidak memiliki peralatan ataupun tidak mempunyai data internet. "Rumah Baca ini menjadi ide solutif untuk anak-anak yang belajar mandiri di rumah. Mereka mendapat penjelasan materi secara langsung dari pembimbingnya. Jika mereka tidak paham mereka bisa langsung bertanya," kata bapak Ngatemen kepada mahasiswa UIN Walisongo saat dimintai perizinan Rumah Baca Bersama di Desa Weding Barat, Selasa (6/10/2020).

Munculnya Rumah Baca Bersama (RBB) membuat para siswa di Desa Weding Barat lebih semangat dalam belajar karena mereka bisa belajar dan berinteraksi secara langsung dengan teman-temannya. "Sangat senang belajar di Rumah Baca Bersama karena sejak pandemi menyerang kami seperti terisolasi, harus jaga jarak, pakai masker, sering cuci tangan supaya virus tidak meluas. Sekarang kami bisa berinteraksi dan bercandatawa lagi meskipun harus mematuhi protokol kesehatan tetapi hangatnya masih begitu terasa," tutur Anik, siswi kelas 7 MTS warga Desa Weding Barat.

Dengan adanya Rumah Baca Bersama (RBB) membuat Anik dan teman-temannya tak lagi mengeluh dan khawatir terkendala saat mengerjakan tugas sekolah. Terlebih lagi di tempat ini, mereka juga mendapat penyuluhan tentang berbagai hal. "Selain mengerjakan tugas dari para guru, kami juga bisa membaca buku-buku yang disediakan di rumah baca, bermain tebak-tebakan nama kota dan negara, serta mendapat penyuluhan tentang cara hidup sehat dan cara menanam hidroponik dengan botol bekas," tandas Anik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline