Lihat ke Halaman Asli

Nur Terbit

Pers, Lawyer, Author, Blogger

Melawan Sindrom Pasca-Pensiun dengan Menulis

Diperbarui: 7 Agustus 2021   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi narasumber di acara pelatihan menulis di masa pensiun (foto dok Nur Terbit)

The old journalist never die...
The old writer never be tired ...
Wartawan tua tidak pernah mati. Penulis tua tidak pernah lelah..

Ungkapan yang cukup populer di atas, menjadi motivasi saya saat pertama kali memutuskan untuk menulis buku. Tentu menulis buku karena sudah ada sedikit kelonggaran waktu, pasca pensiun jadi wartawan di lapangan.

Tapi maaf, bagi saya dan mungkin teman lain maupun wartawan yang sudah senior, juga sepakat kalau wartawan itu adalah profesi yang tak mengenal pensiun.

Dalam aalah satu artikel yang pernah ditulis oleh "Daeng" Ilham Bintang, wartawan senior, pemilik infotainment, katanya kira-kira begini : "media boleh tutup, surat kabar atau media apa pun namanya boleh bubar, tapi yang namanya wartawan, semangatnya tak pernah mati (pensiun)".

Suatu waktu, komunitas penulis di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) menggelar webinar. Secara rutin menghadirkan narasumber dari kalangan penulis buku. Berbagi pengalaman bagaimana proses kreatifnya dalam menulis.

Melalui YPTD pimpinan Thamrin Dahlan ini, seorang kompasianer, penulis buku yang sudah purnawiran Polri ini, suatu hari memberi kehormatan kepada saya untuk tampil sebagai narasumber pada satu sesi webinar.

Pembicara di bedah buku virtual "Wartawan Tak Kenal Pensiun" (dok pribadi Nur Terbit)

Mungkin karena saat itu saya dianggap sudah pensiun sebagai wartawan media cetak (koran, surat kabar harian), teman-teman di sana mengusulkan agar topik diskusi webinarnya adalah "Wartawan Tanpa Suratkabar".

Baca Juga : WARTAWAN BANGKOTAN

Tawaran simpatik itu langsung saya terima. Tapi dengan catatan, topiknya saya usulkan diganti menjadi "Wartawan Tak Kenal Pensiun". Kenapa? Alasannya sederhana saja. Lebih pas dan tentu lebih bebas bagi saya "mengeksekusinya" karena saya sendiri yang mengalami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline