Lihat ke Halaman Asli

Jalan Atmodirono Semarang

Diperbarui: 5 Februari 2023   06:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selalu menyenangkan duduk di teras rumah sambil menatapi burung gereja bercericit 

riang. Awan berarak ke timur menuju bukit-bukit kota Semarang

Menunggu lonceng berdentang tanda petang akan datang dan lampu jalanan menyala 

terang, itu tengara dia segera menjelang

Aku termangu menatapi menara genta, kulihat doa-doa melayang di kisi-kisi gereja 

yang menjulang

Suara nyanyian dengan nada harmonis mengingatkanku pada bunda yang tersenyum 

manis, mengulurkan tangan lembut bagai pualam, mengenyahkan resah gelisah 

berkelindan

Rembang menjelang malam, aku mengenang pertemuan demi pertemuan, berawal dari 

sebuah jalan, Atmodirono penaut kenangan

Gelap turun perlahan, langit menghadirkan bintang, lalu bulan menggenapinya

___________________

Jakarta, 5 Februari 2023

Nia Samsihono




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline