Lihat ke Halaman Asli

Cucum Suminar

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Ramadan Itu untuk Meningkatkan Taqwa, Bukan Memperbanyak Belanja

Diperbarui: 23 April 2021   17:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Shutterstock diambil dari Kompas.com

Pengeluaran saat Ramadan itu seharusnya lebih hemat. Saat bulan penuh berkah ini kita hanya makan besar dua kali sehari. Saat berbuka puasa dan sahur. Tidak tiga kali sehari seperti bulan-bulan lain. Namun, di bulan penuh ampunan ini justru banyak yang mengeluhkan pengeluaran justru lebih banyak. Bukannya hemat, malah boros.

Buat Anggaran Belanja

Agar pengeluaran terkontrol, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat anggaran belanja. Berapa banyak dana yang dianggaran untuk berbelanja selama bulan Ramadan. Setiap keluarga pasti berbeda. Ada yang menganggarkan lebih banyak, tetapi ada juga yang justru menganggarkan lebih sedikit. Sah-sah saja. Sebab, keperluan setiap keluarga pasti berbeda selama Ramadan.

Setelah itu dibuat terperinci sesuai dengan kebutuhan yang harus dipenuhi selama bulan Ramadan. Berapa banyak yang bisa dibelanjakan untuk bahan pangan? Berapa rupiah yang harus disisihkan untuk zakat fitrah, infak dan sedekah? Berapa banyak yang mesti disimpan untuk keperluan yang tidak terduga?

Mana pos pengeluaran yang harus dipangkas, mana yang boleh sedikit longgar. Tentukan mana yang betul-betul kebutuhan yang memang harus dipenuhi, mana yang hanya sekadar keinginan. Hanya "lapar mata". Kita harus pintar-pintar mengatur dana, terlebih bila pemasukan terbatas.

Setelah membuat daftar, hal yang paling penting adalah memastikan kita patuh dengan daftar tesebut. Jangan sampai daftar hanya sekadar daftar, realitanya belanja dengan kalap untuk hal-hal yang tidak perlu. Ujung-ujungnya menyesal karena uang belanja semakin menipis sementara kebutuhan yang harus dipenuhi lumayan banyak. Kalau masih punya dana simpanan, kalau tidak? Selamat puyeng deh selama Ramadan!

Stok Bahan Makanan Secukupnya

Untuk saya pribadi, pengeluaran selama Ramadan ini sedikit berbeda dengan bulan-bulan lain. Mengapa? Godaan untuk jajan aneka makanan lebih besar. Meski pandemi Covid-19 masih menerpa, penjual-penjual makanan untuk berbuka puasa tetap banyak.

Jalan sedikit dari pintu pagar rumah, sudah terlihat stan penjual makanan untuk berbuka puasa. Yup, banyak tetangga yang mencoba mengais tambahan rezeki di bulan Ramadan dengan menawarkan aneka makanan untuk berbuka puasa. Belum lagi stan-stan Ramadan  yang dikelola lebih profesional. Salah satunya oleh Pemerintah Kota Batam.

Itu makanya saat Ramadan ini saya tidak terlalu banyak berbelanja bahan makanan. Khawatirnya ya itu, tergoda membeli makanan jadi untuk berbuka puasa. Nanti pengeluaran malah jadi double. Paling saya menyetok bahan makanan untuk keperluan sahur. Kalaupun saat berbuka puasa ingin memasak sendiri, tinggal mengambil dari stok untuk sahur. Nanti tinggal berbelanja lagi.

Bila menyetok bahan makanan terlalu banyak, khawatir mubazir. Tidak semua bahan makanan awet disimpan berhari-hari di kulkas. Nanti kalau sudah tidak layak diolah/dimakan, ujung-ujungnya dibuang. Padahal membuang-buang bahan makanan, otomatis membuang uang. Apalagi saat Ramadan begini harga bahan pangan lebih tinggi dibanding biasanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline