Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Ramadan Itu untuk Meningkatkan Taqwa, Bukan Memperbanyak Belanja

18 April 2021   13:26 Diperbarui: 23 April 2021   17:00 2116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Shutterstock diambil dari Kompas.com

Kenali "Kemampuan Perut"

Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan pada 2008 lalu, saat lapar, orang umumnya lebih impulsif berbelanja makanan. Itu karena bagian utama otak mengirimkan sinyal agar tubuh segera mendapatkan asupan makanan.

Mungkin itu pula sebabnya saat berbelanja makanan untuk berbuka puasa di sore hari, kita terkadang kalap membeli semua jajanan. Lihat kolak dibeli, lihat es campur minta dibungkuskan, lihat aneka gorengan pengen nyicip, lihat pepes ayam mau, lihat cincang daging ngiler. Melebihi kemampuan perut.

Terkadang ada embel-embel yang diucapkan ke diri sendiri, "ah, nanti sekalian buat makan sahur." Padahal pas sahur makan semua makanan itu sudah tidak nafsu, belum lagi kondisi makanannya juga terkadang sudah berubah. Sudah tak layak makan, atau tampilan dan rasanya tak seenak saat dibeli kala menjelang waktu berbuka puasa.

Ujung-ujungnya mubazir. Ujung-ujungnya, buang uang lagi!

Begitu juga saat memasak sewaktu berbuka puasa. Terkadang suka memasak dalam porsi banyak. Aneka hidangan. Ujung-ujungnya dibuang karena terlalu banyak. Bahkan setelah dimakan ulang di kala sahur.

Ujung-ujungnya mubazir lagi. Ujung-ujungnya, buang uang lagi!

Tak hanya saat memasak dan berbelanja makanan jadi untuk berbuka puasa, saat ke pasar untuk berbelanja bahan makanan untuk berbuka dan sahur pun terkadang kita kalap. Semua bahan makanan rasanya ingin dibeli. Apalagi saat Ramadan ada banyak bahan makanan khusus yang suka ditawarkan, mulai dari kolang kaling hingga cincau hitam.

Sering tergoda membeli bahan-bahan makanan tersebut. Saat dibeli terbayang nanti dibuat ini, dimasak itu. Dibikin begini, diolah begitu. Padahal terkadang tidak tahu cara memasaknya, atau tidak sempat memasaknya karena ada kesibukan lain yang lebih penting. Ujung-ujungnya dibuang karena sudah layu, sudah basi, atau sudah tak layak diolah lagi.

Ujung-ujungnya mubazir lagi. Ujung-ujungnya, buang uang lagi!

Itu makanya saat Ramadan ini harus mengenal "kemampuan perut". Berapa banyak makanan yang sanggup kita habiskan, beli sesuai kemampuan perut kita menampungnya. Apalagi makanan-makanan siap santap yang kita beli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun