Lihat ke Halaman Asli

Cucum Suminar

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Hidup Pintar dengan Listrik Pintar

Diperbarui: 21 April 2016   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kondisi Kota Batam yang mulai padat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk, otomatis kebutuhan listrik akan meningkat./Dok: ATB"][/caption]Listrik merupakan penopang kehidupan. Ketersediaan energi listrik yang memadai, berkesinambungan dan ekonomis dapat memacu kemajuan suatu wilayah. Saat ini tidak ada satu pun negara yang mampu tumbuh dan berkembang dengan optimal tanpa dukungan energi listrik yang cukup.

Energi listrik tidak hanya diperlukan untuk menunjang kenyamanan sehari-hari. Listrik tak semata digunakan untuk menggerakan mesin cuci, mengoperasikan rice cooker, membekukan makanan, atau menyetrika pakaian agar terlihat rapi. Peran listrik lebih besar dari itu.

Listrik dapat menopang bisnis maupun kegiatan bermanfaat yang berbasis digital. Saat ini ada beragam kegiatan yang sangat tergantung dengan listrik dan  akses internet, mulai dari bisnis belanja online hingga transportasi online. Kegiatan berbasis digital tersebut tidak akan bisa berjalan tanpa tersedia listrik yang memadai.

[caption caption="Salah satu insatalasi pengolahan air di Batam yang juga memerlukan energi listrik untuk beroperasi./Dok: ATB"]

[/caption]Energi listrik juga sangat diperlukan untuk proses pengolahan air minum. Tidak ada satu pun Perusahaan Air Minum (PAM) maupun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang dapat beroperasi tanpa dukungan energi listrik yang memadai. Untuk mengabstraksi air baku ke Instalasi Pengolahan Air (IPA), perlu energi listrik yang memadai. Begitu pula saat pembubuhan zat kimia yang diperlukan untuk mengolah air baku menjadi air bersih. Apalagi saat ini tidak sedikit PAM/PDAM di Indonesia yang sudah menggunakan teknologi digital untuk pengolahan air secara otomatis.

Sebagai contoh, PAM di Batam, Kepulauan Riau, memerlukan energi listrik sekitar 13.618 kVA/bulan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kota tersebut. Jumlah itu hanya untuk kebutuhan operasional di IPA. Keperluan energi listrik untuk pendistribusian air bersih dari IPA ke tempat pelanggan belum termasuk.

[caption caption="Batamcentre yang menjadi salah satu pusat bisnis di Kota Batam./Dok: ATB"]

[/caption]Selain untuk pengolahan air, energi listrik juga sangat diperlukan untuk keperluan industri dan bisnis. Lebih dari setengah energi listrik di Kota Batam digunakan untuk keperluan bisnis dan industri. Berdasarkan obrolan ringan saya dengan Corporate Communication Manager Bright PLN Batam, Rudi Antono, sektor industri dan bisnis di Kota Batam menggunakan listrik 55 persen dari total keseluruhan penggunaan energi listrik di Batam, dengan rincian sektor industri menggunakan 23 persen listrik dan bisnis 32 persen.

Pelanggan rumah tangga juga menggunakan energi listrik cukup besar. Pelanggan dari golongan rumah tangga menggunakan 39 persen energi listrik dari total keseluruhan, dengan rincian – pelanggan rumah tangga pasca bayar 29 persen, dan pelanggan rumah tangga pra bayar atau Listrik Pintar PLN 10 persen.

Bagi kota industri seperti Batam, listrik itu laksana garam dalam masakan. Sehebat apapun Batam sebagai kawasan industri, tidak akan berjalan baik bila tidak tersedia sumber energi yang cukup untuk menjalankan industri. Saat listrik tidak dapat diandalkan, para investor satu persatu akan lari tunggang langgang.

Apalagi listrik juga sangat berperan dalam pengolahan air bersih. Bila energi listrik tidak mumpuni, pasokan air akan tersendat. Padahal Batam sangat mengandalkan air bersih dari PAM karena keterbatasan sumber daya air. Tidak seperti di Pulau Jawa yang melimpah air alami dari sumur, mata air atau sungai, Batam hanya mengandalkan air dari air hujan yang ditampung di lima waduk yang nantinya diolah sebagai air bersih. Kota berpenduduk 1.035.280 tersebut tidak memiliki sungai, sumur pun bisa dihitung dengan jari.

PAM Batam sebenarnya bisa mengandalkan energi listrik dari generator, namun biaya pengolahan air pasti tidak lagi ekonomis. Bila harga air bersih melonjak signifikan, otomatis biaya hidup di kota yang berbatasan langsung dengan Singapura tersebut akan melonjak drastis.

[caption caption="Petugas Pemeliharaan PLN P3B Jawa Bali, UPT Jakarta Timur sedang melakukan pemeliharaan Gardu tipe GIS dan gardu konvensional di Gardu Induk Mampang, Jakarta./Dok: PLN"]

[/caption]CADANGAN ENERGI LISTRIK SAAT INI
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline