Lihat ke Halaman Asli

Muammar Nur Islami

Pembaca Buku

Topeng

Diperbarui: 28 Februari 2017   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejak kecil ia sudah terbiasa dengan topeng. Ayahnya memilih untuknya satu topeng yang dianggap paling baik dan paling cocok untuknya. Topeng baik ini akan membantu menyebarkan pesona ketika ia akan menari di atas panggung. Seiring waktu berjalan, ia semakin jauh dari sang ayah. Ia sudah bisa memilih dan menggunakan topeng semaunya. Topeng-topeng dia pilih sesuai kehendaknya dan kehendak keadaan disekitarnya.

Topeng Arjuna ia gunakan ketika menari dalam lakon sebagai arjuna.

Topeng Hanoman memerankan diri sebagai pahlawan.

Topeng Rama, Topeng Bima, semua selalu dipasang dimuka.

Tapi tidak untuk topeng Rahwana. Jangankan memakainya, melihat ukirannya saja ia sudah jijik.

Rahwana tidak masuk dalam kriteria yang diinginkan karena akan merusak muka.

Waktu melaju dan ia sudah mulai bosan menggunakan topeng.

Topeng Arjuna, Hanoman, Rama, dan Bima terlalu sering menempel di muka.

Ingin sesekali ia mencoba menggunakan topeng yang lain. Setidaknya saat ini karena ia sudah tidak jijik lagi dengan Rahwana.

Tapi topeng-topeng yang sudah digunakan terlalu sering menempel di muka. Bahkan sudah berlapis dan sebagian melekat di kulit.

Mungkin butuh usaha yang panjang melepaskan satu persatu topeng yang ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline