Lihat ke Halaman Asli

Marlistya Citraningrum

TERVERIFIKASI

Pekerja Millennial

Mengabdi untuk Publik (Bukan Negara)

Diperbarui: 12 Januari 2019   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kredit foto: Clark Tibbs via Unsplash

"Kamu nggak berminat jadi PNS?" ibu saya pernah bertanya, sekali. Meski dilahirkan dalam keluarga pengabdi negara, juga dengan lingkungan yang mempedulikan kemapanan karir; sejak lama saya sudah dilihat sebagai "keanehan" karena jalur pendidikan, hobi, dan kebiasaan saya yang tidak mengikuti pola kebanyakan. Maka pertanyaan tentang karir menjadi PNS itu jarang muncul, karena saya diduga tidak akan mengikuti jenjang karir Bapak dan Ibu.

Jawaban saya biasanya singkat, "Saya belum berminat." (Jawaban panjang pernah saya tulis di artikel ini: Buat Apa Jadi PNS?)

Idealisme Tentang Berkarya

Menyebut karir atau pekerjaan terkadang sering menjadi perdebatan dan seringkali dipertemukan dengan istilah lain: berkarya.

Ada kekaburan definisi tentang karir dan pekerjaan yang menyebabkannya sering dibilang hanya berorientasi uang dan sifatnya superfisial, tidak mengikutsertakan motivasi luhur mulia atau mendalam. Berkarya acap dipilih sebagai kata netral (dan lebih mendalam? Tergantung yang baca juga ya.)

Saya, tentu juga memiliki idealisme tentang berkarya. Bila disamakan dengan cita-cita, saya hanya ingat pernah punya cita-cita menjadi astronot, saat SD. Pada waktu itu "daftar" cita-cita bagi anak-anak masih sangat terbatas, biasanya berkutat di dokter, guru, polisi, astronot.

Saya menyebut astronot karena waktu itu saya kagum dengan Bu Pratiwi Soedarmono, dan karena saya merasa bila menjadi astronot saya nggak perlu ketemu banyak orang (anaknya pemalu #eaaaa).

Setelah SD, sejujurnya saya tak pernah punya cita-cita. Saya hanya punya langkah-langkah pendek, bayangan mengenai 1-3 tahun ke depan. Lulus SMP mau sekolah di mana.

SMP lulus, mau sekolah SMA di mana, ambil jurusan apa. Lulus SMA, mau kuliah di mana, ambil jurusan apa. Hidup saya selow, tidak punya ambisi selain menjalankan tahapan-tahapan pendidikan itu dengan baik. Jadi bisa dibilang idealisme saya sederhana: jalani peran dengan baik.

Saat kuliah, saya sedikit bertanya-tanya akan mengambil pekerjaan apa setelah lulus. Dengan jurusan teknik yang saya ambil, pilihannya bisa bekerja di pabrik/perusahaan, mengajar di sekolah menengah, atau sekolah lagi untuk jadi dosen. Usut punya usut, karena saya disarankan dosen saya untuk sekolah lagi. Yo uwis, si Citra yang idealismenya pendek itu dengan senang hati sekolah lagi.

Sebelum berangkat saya sedikit membayangkan bahwa saya kemungkinan besar akan jadi peneliti atau dosen. Saya cenderung lebih menyukai yang pertama karena saya tahu kemampuan "mengasuh" saya kurang banget. Nanti malah mahasiswanya pada kabur, hahaha.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline