Lihat ke Halaman Asli

Cintia Gita Pramesi

TERVERIFIKASI

Communication | Sharing Oriented | Instagram: gitaaa.c

Fenomena Bullying Jangan Dianggap Sepele

Diperbarui: 9 Maret 2023   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Bullying di Lingkungan SD | Free Pics Canva.com

Pembullyan yang terjadi di lingkungan Sekolah Dasar (SD) masih sering terjadi. Hasil riset Programme for International Students Assessment (PISA) di tahun 2018, anak dan remaja di Indonesia mengalami 15% intimidasi, 19% dikucilkan, 22% dihina, 14% diancam, 18% didorong sampai dipukul teman dan 20% digosipkan kabar buruk. 

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Anggin Nuzula Rahma menjelaskan KPAI mendata jumlah korban dan pelaku bullying sejak tahun 2011-2019, tercatat 574 anak laki-laki dan 425 anak perempuan menjadi korban bullying dengan jumlah pelaku bullying sebesar 440 anak laki-laki dan 326 anak perempuan. 

Data tersebut adalah data yang tercatat di KPAI. Bagaimana dengan data jumlah korban bullying yang tidak terlaporkan? Tentu datanya akan lebih banyak.

Kasus-kasus pembullyan yang terjadi mengakibatkan korban butuh pertolongan. Salah satu kasusnya adalah seorang anak SD di Banyuwangi memilih untuk bunuh diri setelah sering dibully oleh teman-temannya lantaran ia tidak punya ayah. 

Berita tersebut menjadi duka mendalam bagi keluarga, bagaimana bisa seorang anak SD memilih untuk mengakhiri hidupnya? 

Fenomena pembullyan di lingkungan SD tidak bisa diabaikan begitu saja hanya karena mereka masih anak-anak, justru sebagai orang dewasa kita harus lebih memperhatikan dan turut campur tangan untuk menghentikan perilaku tidak beretika yang terjadi sejak dini.

Pembullyan di Lingkungan SD Jangan Dianggap Sepele

Masa-masa SD adalah masa seorang anak masih mencari jati dirinya dan sering kali menganggap banyak hal sebagai candaan hingga tidak mengetahui batasan-batasan dalam bercanda. 

Di usia yang masih sangat muda, peran orang dewasa baik guru maupun keluarga sangat penting untuk memberikan edukasi bagi anak-anak agar tidak menjadi pelaku bullying.

Dampak dari pembullyan yang terjadi di lingkungan SD dapat menyebabkan luka psikis dan emosional bagi korban.

Meskipun korban tidak menunjukkannya secara langsung namun kepercayaan diri korban akan terkikis dan memorinya dipenuhi dengan hal yang tidak menyenangkan yang ia terima. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline