Masih rendahnya akses dan kesetaraan terhadap pendidikan yang berkualitas di berbagai lapisan masyarakat menjadi penghambat pembangunan Pendidikan berkualitas, meskipun pendidikan diakui secara luas sebagai hak dasar setiap individu dan fondasi pembangunan suatu bangsa, kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan akses terhadap pendidikan yang benar-benar berkualitas. Masalah ini bukan hanya menyangkut akses fisik ke sekolah, tetapi juga kualitas proses pembelajaran, kompetensi pendidik, kurikulum yang relevan, serta sarana dan prasarana pendidikan. Berdasarkan laporan UNESCO (2020), lebih dari 250 juta anak dan remaja di dunia masih gagal mencapai tingkat dasar literasi dan numerasi meskipun telah bersekolah. Di Indonesia sendiri, data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menunjukkan adanya ketimpangan mutu pendidikan antar daerah, terutama antara wilayah perkotaan dan pedesaan atau daerah tertinggal.
Beberapa faktor penyebab utama masalah ini antara lain :
1. Keterbatasan guru berkualitas, terutama di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
2. Fasilitas pendidikan yang tidak memadai, termasuk kurangnya perpustakaan, laboratorium, dan akses teknologi.
3. Kurikulum yang belum sepenuhnya adaptif terhadap perkembangan zaman dan kebutuhan dunia kerja.
4. Ketimpangan ekonomi, yang menyebabkan anak-anak dari keluarga kurang mampu sulit mengakses sekolah unggulan atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Masalah ini perlu mendapat perhatian serius karena berdampak langsung pada masa depan generasi muda dan daya saing bangsa. Jika tidak ditangani, maka kesenjangan sosial dan ekonomi akan terus melebar akibat rendahnya kualitas SDM. Untuk menyiapkan pendidikan yang berkualitas, terdapat banyak pihak - pihak yang terlibat didalamnya, seperti, Pemerintah yang bertanggungjawab dalam kebijakan pendidikan dan regulasi, tenaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam menyampaikan materi kepada siswa, orangtua sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran ketika berada dirumah, dan masyarakat yang memiliki hubungan penting dengan sekolah dimana sekolah merupakan tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan kebudayaan sesuai dengan dan dikehendaki masyarakat, sebaliknya masyarakat diharapkan membantu sekolah berjalan lancar dan lulusan yang dihasilkan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Maka dari hal yang telah dijabarkan diatas , Quality Education (Pendidikan Berkualitas) adalah jenis pendidikan yang menjamin semua orang memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang diperlukan untuk hidup secara bermakna, produktif, dan berkontribusi pada masyarakat. Adapun Program pembangunan yang dilaksanakan sebagai bentuk solusi permasaahan yang sudah dijabarkan sebagai berikut adalah Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan bagi guru dan peserta didik untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan, minat, dan konteks lokal. Tujuannya yakni mendorong pembelajaran yang lebih relevan, menyenangkan, dan membangun kompetensi siswa secara utuh sebagai pondasi menuju masyarakat berpengetahuan. Kurikulum Merdeka adalah sebuah inisiatif yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan untuk mendorong kreativitas, inovasi, dan kemandirian peserta didik dalam proses belajar. Sementara itu, Sustainable Development Goals (SDGs) adalah serangkaian tujuan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia. Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang SDGs. Kurikulum Merdeka dapat memasukkan pengetahuan tentang tujuan, prinsip-prinsip, dan tantangan yang terkait dengan SDGs ke dalam materi pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu global dan dampak individu terhadap tercapainya SDGs. Pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan dan kemandirian kepada peserta didik dalam pembelajaran. Kurikulum ini dirancang untuk mendorong kreativitas, pemecahan masalah, kolaborasi, dan keterampilan hidup yang relevan dengan kebutuhan dunia nyata. Dalam konteks SDGs, pemberdayaan Kurikulum Merdeka dapat mengintegrasikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai pembangunan berkelanjutan ke dalam proses pembelajaran. Kurikulum Merdeka yang mengedepankan kreativitas dan inovasi memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berkelanjutan. SDG menekankan pentingnya keterampilan seperti pemecahan masalah, kolaborasi, dan kewirausahaan yang dapat digunakan untuk menciptakan solusi inovatif dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan menerapkan pendekatan yang aktif, berbasis proyek, dan berpusat pada peserta didik, Kurikulum Merdeka dapat melatih peserta didik untuk berpikir kritis, bekerja sama dalam tim, dan mengembangkan ide-ide baru yang berkelanjutan. Kurikulum Merdeka berupaya mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dan mempromosikan pendekatan lintas-mata pelajaran. Hal ini dapat membantu peserta didik memahami hubungan kompleks antara berbagai aspek pembangunan berkelanjutan dan menerapkan pemikiran sistemik dalam menyelesaikan masalah. Misalnya, peserta didik dapat mempelajari hubungan antara pembangunan ekonomi, kesehatan, dan lingkungan melalui studi kasus atau proyek terintegrasi. Proses komunikasi dalam program-program pendidikan yang ada sangat krusial untuk memastikan bahwa tujuan dan manfaat dari setiap program dapat tersampaikan dengan jelas dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pendidikan berkualitas. Mengingat latar belakang rendahnya akses dan ketimpangan mutu pendidikan, komunikasi yang efektif menjadi jembatan penting untuk menjembatani kesenjangan tersebut, Kurikulum Merdeka dikomunikasikan melalui sosialisasi yang melibatkan guru, siswa, dan orang tua menggunakan seminar dan lokakarya, sekaligus mendorong partisipasi stakeholder untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan konteks lokal. Program Pendidikan Inklusif membutuhkan kampanye kesadaran dan pelatihan khusus bagi guru agar mereka dapat mengelola kelas yang ramah bagi anak dengan kebutuhan khusus, sekaligus menciptakan lingkungan yang adil dan tanpa diskriminasi. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dan Digitalisasi Sekolah menekankan pada komunikasi yang mempromosikan manfaat teknologi pembelajaran jarak jauh dan menyediakan dukungan teknis serta pelatihan agar guru dan siswa dapat memanfaatkannya secara optimal, terutama bagi mereka di daerah 3T. Sekolah Ramah Anak (SRA) menggunakan komunikasi kampanye di sekolah dan komunitas untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya lingkungan belajar yang aman dan nyaman, serta mengajak siswa berpartisipasi aktif memberikan masukan demi menciptakan suasana pendidikan yang mendukung tumbuh kembang mereka. Sedangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) memprioritaskan sosialisasi yang efektif agar masyarakat yang pernah putus sekolah mengetahui dan mudah mengakses program kejar paket yang disediakan, melalui media lokal dan pertemuan komunitas.
Secara keseluruhan, proses komunikasi dalam berbagai program pendidikan ini melibatkan penyampaian informasi yang jelas, edukasi publik, pelibatan aktif masyarakat dan stakeholder, serta pengelolaan umpan balik yang konstruktif. Dengan demikian, komunikasi yang baik dapat meningkatkan akses dan kesetaraan terhadap pendidikan berkualitas, mengurangi kesenjangan pendidikan, dan mendukung pembangunan sumber daya manusia yang unggul di Indonesia.
Selain Kurikulum Merdeka yang memberikan dampak yang signifikan, media juga memiliki peran strategi yang sangat mendukung untuk mengatasi permasalahan minimnya Pendidikan berkualitas, seperti :
1. Media Sosial dan Platfrom Digital
Media sosial dan platfrom digitial ini memiliki peran penting dalam mengatasi rendahnya akses kesetaraan Pendidikan berkualitas, terutama bagi lapisan Masyarakat yang kurang terjangkau denganupaya kolaboratif dari beberapa aspek untuk memaksimalkan. Media sosial dan pltafrom digital sendiri menyediakan akses berbagai informasi Pendidikan secara luas dan gratis, sehingga memungkinkan Masyarakat di daerah terpencil untuk mengakses materi Pendidikan kapan saja dan Dimana saja. Contoh platfrom YouTube, Facebook, WhatsApp, dan TikTok digunakan untuk menyebarkan materi pembelajaran, mengadakan diskusi interaktif, dan berbagi informasi terkait pendidikan.