Lihat ke Halaman Asli

Pelabuhan Pertama dan Terakhirku

Diperbarui: 20 September 2025   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seseorang yang kudambakan sebagai pelabuhan pertama dan terakhirku. sumber AI

Demi Matahari dan cahayanya di pagi hari, dan Bulan apabila mengiringi nya. Dan siang apabila menampakkan nya. Dan malam apabila menutupinya. Dan Langit serta pembinanya. Dan Bumi serta penghamparanya. Dan jiwa serta penyempurnanya atau ciptaannya.   Pada angin ku titipkan salam rinduku untuknya nun jauh disana. Aku tengah memeluk erat luka yg kembali mengangah. Mendekapnya mencoba untuk menguasai namun pedih rasa kulalui. Tentang kenangan dan semua cahayanya kalah itu tak akan pernah usang dan akan selalu bersemayam. Selamanya kmrn hari ini esok dan nanti, karena perjalanan pencarian itu sudah kusudahi. Karena aku sudah terpaut pd engkau pelabuhan pertama dan terakhirku. Itu janjiku, namun jika memang perjalan yg menguras air mata suka dan duka ini mentakdirkan untuk kita tak berpaut ikhlas sedang kuusahkan. Dan waktu akan menemaniku bersama semua kenangan yg kupeluk erat bersama bayanganmu dan janji yang kau ucapkan kalah itu. Iya Tunggu Aku Pulang, dan aku yakin penantian ini tak akan pernah sia sia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline