Lihat ke Halaman Asli

Christie Stephanie Kalangie

Through write, I speak.

Menilik Sisi Lain Film "Joker" (2019)

Diperbarui: 16 Agustus 2021   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source :  Pinterest

Minggu, 6 Oktober 2019. 

Akhirnya nonton film hype lagi. 

Yup! Apalagi kalau bukan Film Joker (2019). Film yang paling ditunggu-tunggu ini berfokus pada sosok pelawak tunggal yang menderita penyakit mental dan diabaikan oleh masyarakat, Arthur Fleck yang diperankan oleh Joaquin Rafael Christiano Phoenix. 

Film asal Amerika Serikat ini disutradarai oleh Todd Phillips yang menceritakan tentang asal mula sang pemeran utama, Joker. Dalam film ini, bukan lagi menceritakan tentang pertarungannya dengan Batman, melainkan pertarungan dengan dirinya sendiri, juga orang-orang di sekitarnya.

Sebenarnya, saya lebih menyukai film bergenre komedi dan romansa. Namun, karena ingin mengisi akhir pekan bersama kekasih dan tidak ingin ketinggalan film yang sedang hype, akhirnya kami memilih menghabiskan waktu bersama dengan menonton Film Joker (2019) di theater film salah satu Mall di kawasan Jakarta Selatan.

Kali ini, saya tidak sedang menjadi kritikus film atau mau me-review kembali film ini, namun saya hanya ingin memetik 3 pesan penting yang terpaut di dalamnya.

Memang tidak sedikit yang menentang film ini karena banyaknya adegan kekerasan fisik maupun verbal, kekejaman yang berdarah-darah, perilaku menyimpang dan umpatan kotor, sehingga Badan Sensor Film menetapkan bahwa film ini tidak diperbolehkan bagi anak-anak meski ceritanya merupakan adaptasi dari komik. Tapi, marilah kita mencoba menelaah sedikit mengenai film ini sehingga kita dapat menemukan sisi positif di dalam hal yang nampaknya negatif.

So, mari mulai berbagi.

Pertama, berhati-hatilah dengan "senjata makan tuan".

Peribahasa senjata makan tuan yang kurang-lebih artinya adalah sesuatu yang direncanakan untuk mencelakakan orang lain, tetapi justru berbalik mencelakakan diri sendiri. Orang seperti ini sering disebut "kena batunya" karena menuai hasil dari perbuatan jahatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline