Lihat ke Halaman Asli

Christian Armana Putra

Mahasiswa biasa

Integritas Vs Korupsi

Diperbarui: 24 Januari 2022   02:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : Money.kompas.com

Tindak pidana korupsi tentu sudah sering kita dengar di Indonesia. Pada tahun 2021 tercatat sebanyak 3.673 kasus korupsi yang telah rampung diproses verifikasi oleh KPK. Angka tersebut hanyalah segelintir terpidana korupsi yang tertangkap. Kasus korupsi di Indonesia dapat di analogikan dengan gunung es, hanya terlihat puncaknya yang kecil, namun masih menyimpan bagian besarnya, yaitu badan dan kaki nya dibawah permukaan air laut. 

Jika kita mengacu pada fenomena gunung es, tentu saja muncul pertanyaan mengenai seberapa susahkah menindak para koruptor di Indonesia. Korupsi sudah seperti "wabah" yang menjangkiti banyak orang di Indonesia, dan bahkan sudah membudaya sehingga korupsi sudah dianggap biasa saja bagi sebagian orang.

 Hal ini tentu saja merupakan masalah besar bagi bangsa ini. Korupsi sebenarnya muncul karena sifat dasar manusia yang tidak pernah puas dan tidak mau bersyukur atas apa yang dimilikinya selama ini. 

Banyak orang akan lebih memilih hidup bergelimang harta namun korupsi (dalam hal ini tidak pernah tertangkap) daripada hidup secukupnya namun berintegritas. Karena pada kenyataannya, memang mencari materi dengan integritas tidak mudah sama sekali. 

Oleh karena itu banyak orang yang lebih memilih jalan pintas untuk menjadi kaya dalam sekejap dan tanpa mereka sadari bahwa tindakan korupsi baik secara langsung maupun tidak langsung berarti merampas hak orang lain. Padahal, orang yang berintegritas tentu saja memiliki value yang jauh lebih besar dan tak dapat dinilai dibandingkan orang yang melakukan korupsi namun bergelimang harta. Bagaimana bisa kita dapat menikmati hasil daripada penderitaan orang lain?

Lalu sebenarnya apakah korupsi di Indonesia dapat dibasmi sampai ke akar-akarnya? Kita harus realistis bahwa hal tersebut mustahil untuk dilakukan. Sehingga dapat dikatakan bahwa cara terbaik untuk menanggulangi korupsi adalah mencegahnya. 

Namun bukan berarti bahwa pelaku yang belum tertangkap tidak ditelusuri lagi. Namun, Jika berpikir secara jangka panjang, maka yang dapat mengubah budaya korupsi ini adalah kita generasi muda bangsa. 

Setidaknya, kita sudah tahu bahwa korupsi merupakan tindakan yang tidak dapat dibenarkan sama sekali. Secara praktis, korupsi adalah tindakan untuk memuaskan diri sendiri dan merugikan pihak lain layaknya parasit. 

Setelah mengetahui kedua hal tersebut, maka kita dapat memulainya dari diri kita sendiri. Contohnya seperti mengerjakan tugas sendiri, hadir pada saat kuliah dan menyimak pembelajaran, tidak terlambat pada saat kuliah tanpa alasan yang jelas, dan masih banyak lagi. Karena semua hal yang besar berawal dari hal yang kecil, dan semua berawal dari diri kita sendiri..

Bagaimana kita dapat bertanggung jawab pada perkara yang besar sementara kita tidak dapat bertanggung jawab terhadap perkara yang kecil?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline