Lihat ke Halaman Asli

Chistofel Sanu

Indonesia Legal and Regulation Consultant On Oil and Gas Industry

Impian NATO di Timur Tengah Tidak Akan Terwujud

Diperbarui: 12 Juli 2022   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan (MBZ) UEA Presiden AS Joe Biden ( Foto:The Quint World)

Khawatir tentang ancaman yang ditimbulkan Iran ke Timur Tengah, beberapa negara di kawasan itu tidak ingin membuat marah republik Islam itu.

Presiden AS Joe Biden akan mendarat di Israel dengan membawa niat baik dan telinga yang tuli ke wilayah kami. Dia adalah teman yang mendukung dan sejati bagi Israel dan berkomitmen untuk keamanan dan hubungan bilateral yang kuat. 

Tapi sementara kakinya akan berada di Yerusalem, pikirannya akan jauh, terfokus pada perang Rusia-Ukraina, China dan pemilihan paruh waktu, yang bisa menyakitkan bagi Demokrat.

Selama beberapa bulan terakhir, staf presiden telah bekerja keras untuk mengabaikan kritik domestik terhadap perjalanan Biden ke Timur Tengah dan terutama niatnya untuk bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman (MBS), yang dibenci oleh aktivis hak asasi manusia di Washington.

Pemerintahan Biden akan mengajukan tiga tuntutan utama selama kunjungan presiden: 

Pertama, agar Saudi memeriksa kenaikan harga minyak yang memusingkan dengan meningkatkan produksi. 

Kedua, bahwa Arab Saudi bergabung dengan negara-negara Arab lainnya yang telah melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. 

Ketiga, bahwa Israel dan negara-negara Arab membentuk pakta pertahanan yang tujuannya adalah untuk melawan ancaman Iran dan membantu mengurangi keterlibatan Amerika di Timur Tengah.

Tuntutan ini akan membuat kunjungan Biden ke Arab Saudi dan pertemuannya dengan sembilan pemimpin Arab di Jeddah menjadi titik puncak kunjungan. Perhentiannya di Israel dan Otoritas Palestina kurang penting semacam persinggahan. 

Di Yerusalem, dia akan menegaskan kembali komitmen Washington terhadap keamanan Israel. Di Betlehem, dia akan menjelaskan kepada Presiden PA Mahmoud Abbas mengapa pemerintah transisi Israel tidak dapat diharapkan untuk memasuki negosiasi menuju solusi dua negara, dan bahwa Abbas harus puas dengan penggandaan bantuan AS kepada PA.

Iran, serta Israel, sangat memperhatikan hasil KTT Jeddah. Republik Islam itu memahami bahwa AS sedang mencoba untuk membuat pakta pertahanan gaya NATO di Timur Tengah yang akan menjadi penghalang bagi niat agresif Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang mirip dengan apa yang dilakukan Putin di Eropa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline