Lihat ke Halaman Asli

Bingkisan Ramadhan yang Membuka Hati

Diperbarui: 2 April 2024   06:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

POV: Aisha

 

Aku duduk di ruang tamu, memandangi bingkisan Ramadhan yang telah kuciptakan dengan cinta dan kehangatan. Setiap tahun, aku berupaya memberikan yang terbaik bagi mereka yang membutuhkan. Namun, tahun ini, kumimpikan untuk menciptakan perbedaan yang lebih besar.

 

Dengan hati yang bersemangat, kuhimpun rencana untuk bingkisan Ramadhan yang akan kuberikan kepada keluarga-keluarga yang kurang beruntung di sekitar kota. Aku ingin memberikan lebih dari sekadar makanan dan minuman dan juga ingin menghadirkan harapan dan kebahagiaan dalam setiap bingkisan yang kususun.

 

Kuhimpun makanan, minuman dengan hati-hati. Namun, aku juga ingin menambahkan sentuhan istimewa. Sesuatu yang bisa membuat mereka merasa dihargai dan diperhatikan. Maka kuputuskan untuk menyisipkan surat-surat kecil yang berisi kata-kata semangat dan doa.

 

Malam ini juga, aku sengaja duduk di meja dan menulis surat-surat itu dengan penuh perasaan. Aku ingin mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian, bahwa ada seseorang yang peduli pada mereka. Aku ingin memberikan mereka kekuatan dan harapan untuk menghadapi ujian hidup.

 

Esoknya tiba, itu saatnya untuk mengantarkan bingkisan Ramadhan. Aku mengunjungi keluarga-keluarga yang telah kusaring dengan hati-hati. Saat mereka membuka pintu dan melihat bingkisan itu, wajah mereka berseri. Seakan mereka sedang dihargai dan diperhatikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline