Lihat ke Halaman Asli

Casmudi

TERVERIFIKASI

Seorang bapak dengan satu anak remaja.

UKM Genteng Pres Tetap Bertahan Saat Derasnya Produk Impor

Diperbarui: 3 Agustus 2018   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HOME CREDIT INDONESIA Membuat Genteng Pres_Casmudi_088228086253_Kompasiana (Sumber: Dokumen pribadi)

Pembuatan genteng merupakan peninggalan nenek moyang kita yang sudah dikerjakan sejak dulu. Pembuatannya pun masih tradisional. Di mana, bahan utama diperoleh dari tanah liat yang dicampur dengan abu hasil pembakaran dan  "gabukan" atau sekam padi. Campuran bahan-bahan tersebut dicampur dan dicetak menjadi genteng mentah.

Alat cetakan genteng pun ada yang masih manual. Kini, mulai maju dengan menggunakan alat "pres" yang bisa menambah jumlah cetakan setiap harinya. Setelah cetakan genteng jadi, selanjutnya akan melewati tahap pengeringan selama 2-3 hari. Tetapi, jika cuaca tidak bersahabat (mendung) maka waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan genteng bisa membutuhkan waktu hingga 1 minggu.

Tahap akhir pembuatan genteng adalah proses pembakaran. Pembakaran ini akan dilakukan dalam sebuah tempat khusus yang dirancang seperti oven raksasa. Dan, proses pembakaran pun membutuhkan waktu kurang lebih satu hari. Kemudian, genteng pres tersebut akan ditempatkan pada tempat khusus sesuai dengan kualitas. Beda kualitas menentukan perbedaan harga jual.

Jika anda terjun langsung melihat proses pembuatan maka anda akan merasakan betapa lamanya proses pembuatan genteng pres. Tetapi, usaha pembuatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) telah menampung puluhan hingga ratusan tenaga kerja. Jika, pesanan genteng pres sedang naik maka keuntungan  pemilik usaha genteng pres akan bertambah. Dan, kelanjutan pekerjaaan bagi karyawan tetap berjalan.  

Saya pernah berkunjung ke pembuatan genteng pres di salah satu desa Kecamatan Gadungmelati Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Penjualan genteng pres mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini dikarenakan derasnya produk impor yang lebih ringan dan praktis.

Tetapi, alasan utama adalah masalah harga yang sangat bersaing. Kondisi tersebut membuat para pengusaha genteng pres  harus memutar otak untuk tetap bertahan. Hal ini dikarenakan agar mampu bersaing dengan produk impor tersebut.

Salah satu hal yang diinginkan pengusaha genteng pres tersebut adalah perlunya bantuan modal dari Pemerintah Daerah untuk belanja mesin cetak genteng yang lebih modern. Modernisasi mesin cetak genteng akan berakibat melonjaknya kuantitas genteng yang dihasilkan setiap harinya.

Oleh sebab itu, biaya produksi bisa ditekan. Dengan harga jual yang bersaing dengan produk impor akan merangsang masyarakat tetap menggunakan genteng pres.

Pengusaha genteng pres bukan hanya membutuhkan suntikan modal tetapi perlu adanya sinergi para pengusaha genteng dalam sebuah koperasi yang dikelola secara profesional. Hal ini dimaksudkan agar harga genteng pres bisa terjaga dengan baik. Tidak adanya "politik dumping" yang bisa merugikan pengusaha genteng pres lainnya.

Dengan adanya koperasi atau semacam paguyuban pengusaha genteng pres maka konsumen genteng akan melalui satu pintu. Ini akan menguntungkan kedua belah pihak baik bagi pengusaha genteng pres maupun koperasi itu sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline