Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Sering Ribut

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepak bola Indonesia sakarang ini di indentikan dengan kekerasan dan anarkis. Tau tidak bahwa anarkis itu tindakan sebagian kecil dari pencinta sepak bola di negeri ini ?. Y...sebagian dari kita atau bahkan semua orang yang tidak mengetahui sepak bola Indonesia beranggapan dunia sepak bola negri ini hanya rubut, ribut dan ribut. Banyak pemberitaan yang ada di media cetak maupun electronic memberitakan kerusuhan yang terjadi ketika tim - tim yang sudah bertanding diikuti dengan kerusuhan setelah itu ataupun selama pertandingan itu. Bukan mau menyalahkan pemberitaan yang ada. Memang diakui itu adalah kenyataan. Tetapi semua pemberitaan yang ada itu rasanya tidak cukup berimbang. Banyak kejadian-kejadian yang berbau positif luput dari sorot pemberitaan media massa ataupun electronic. Selama ini pemberitaan lebih banyak memberitakan hal-hal negatif saja. Maka dari sanalah gamberan anarkis bunia sepak bola Indonesia melekat di benak banyak orang. Sungguh sangat disayangkan sekali hal tersebut terjadi. Meskipun begitu dan walapun bagai mana, itulah negeri ku Indonesia. Masih banyak hal positif yang tidak tersorot lensa pemberitaan. Salah satu contoh kecil yang umum adalah menjamur nya outlet - outlet penjualan pernak pernik tim kebanggaan masing - masing. Tanpa disadari, perekonomian masyarakatpun terbantu. Kenapa hal-hal yang kecil ini tidak menjadi bahan pemberitaan. andai saja pemberitaan berimbang, pasti "image rusuh" bola tidak akan terjadi. Banyak kelompok sporter klub bola yang berlaku sopan dan jauh dari kata rusuh. Beberapa kelompok tersebut adalah Aremania, Pasopati, Sriwijaya Mania dan lain-lain. Hanya ulah dari beberapa klompok sporter lain maka image baik dari klub sporter tadi seperti hilang ditelan pemberitaan yang tidak baik. Mari kita bersama membangun citra baik untuk kemajuan sepak bola di negeri ini Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline