Lihat ke Halaman Asli

Hadi Saksono

TERVERIFIKASI

AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Kereta Cepat, di Antara Kebutuhan Transportasi Modern dan Jebakan Utang China

Diperbarui: 7 Desember 2022   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (Sumber foto: Kompas.com)

Seolah tak lepas dari kritik serta pro dan kontra, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung nyatanya juga memantik perdebatan antara Sekretaris Kementerian BUMN periode 2005-2010 M Said Didu, dengan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinuligga. Kedua sosok yang selama ini dikenal berseberangan itu pun terlibat twitwar. Setidaknya terlihat dalam sejumlah cuitan yang 'berbalas pantun' pada hari Minggu 4 Desember 2022 lalu.

"Demi China, apapun dilakukan. Sekalian aja Tol Jakarta - Bandung ditutup," cuit Said Didu melalui akun Twitter pribadinya @msaid_didu.

Tak berselang lama, cuitan Said Didu tersebut kemudian dibalas Arya Sinulingga lewat akun pribadinya @AryaSinulingga. Menurutnya, sah-sah saja mengkanibal Argo Parahyangan selama itu demi kepentingan rakyat. Dari sisi bisnis, hal itu juga sudah lazim terjadi.

"Orang tua @msaid_didu, anda kan ex-sesmen BUMN ya, pasti ngerti bisnis, ketika produk kita saling kanibal apa yg anda lakukan ? Kecuali dulu anda jd Sesmen bukan krn pengetahuan bisnis anda bagus tapi krn punya backing," tulis Arya Sinulingga yang juga mantan relawan Presiden Jokowi di Pilpres 2019.

Perdebatan dua tokoh tersebut, kemudian melebar ke luar konteks rencana menghapus KA Argo Parahyangan. Arya Sinulingga menilai Said Didu kerap bersikap anti-China, ia kemudian menyinggung kasus kerugian BUMN Merpati Airline lantaran membeli pesawat dari China, di mana Said Didu juga menjadi salah satu pembuat kebijakan di Kementerian BUMN kala itu.

"Mantappp ini org tua @msaid_didu, makanya dulu merpati beli pesawat china ya....," balas Arya Sinulingga. "Jadi ingat saya...Merpati beli pesawat China kenapa tuh bung...ayolah jujur..anda kan Komutnya pada saat itu," tulis Arya.

Ah, kalau sudah ad hominem seperti itu, adu argumen menjadi tidak menarik.

Tapi jika bicara soal proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang melibatkan kerja sama dengan China---setelah sebelumnya gagal bekerja sama lebih lanjut dengan Jepang---proyek ini semula ditargetkan rampung pada 2019, tetapi diperkirakan baru bisa selesai di pertengahan tahun 2023 alias mundur 4 tahun. Kemunduran durasi ini pun membwa konsekuensi biaya konstruksi, yang membengkak drastis atau mengalami cost overrun hingga Rp 21 triliun.

Setelah menghitung cost overrun, total investasi kereta cepat diperkirakan antara Rp 114,24 triliun sampai Rp 118 triliun. Dalam hal ini, China Development Bank (CDB) bahkan sempat meminta Pemerintah Indonesia melalui APBN turut menanggung pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung yang digarap PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).

Adapun hingga saat ini, total dana APBN yang sudah disetujui pemerintah dan DPR untuk menambah pembengkakan biaya proyek KCJB yakni Rp 7,3 triliun.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo beberapa waktu lalu mengatakan, salah satu penyebab terbesar pembengkakan biaya proyek adalah melesetnya kalkulasi pihak China saat proses studi kelayakan. Dia mencontohkan, salah satu kesalahan pihak China dalam proposalnya, yakni tidak menyertakan perhitungan biaya pengambilalihan frekuensi GSM-R di pita 900 MHz yang digunakan untuk persinyalan kereta cepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline