Lihat ke Halaman Asli

Jungkir Balik Pendidikan

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam Pembelajaran akhir-akhir ini sedang marak penggunaan istilah pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif siswa dituntut untuk bekerjasama dalam mencapai kompetensi tertentu. Konsepnya adalah belajar bersama-sama untuk mencapai kemampuan yang diharapkan.
Sayangnya pembelajaran kooperatif ini hanya marak dalam wacana. Dalam prakteknya guru lebih banyak melakukan pembelajaran individual, dimana masing-masing siswa belajar sendiri-sendiri. Hal ini mungkin karena kurangnya pemahaman guru tentang pembelajaran kooperatif. Pemahaman ini menjadi dangkal karena bekal ilmu yang didapat pada saat kuliah memang tidak banyak menekankan pembelajaran kooperatif ini. Setelah itu guru menerapkan pembelajaran individual selama pengalaman mengajarnya. Setelah diluncurkannya KBK yang kemudian disempurnakan menjadi KTSP, guru mulai dikenalkan, bahkan ditekankan dengan pembelajaran kooperatif. Dengan tidak adanya bekal ilmu ini semestinya guru mendapatkan  pelatihan yang cukup. Akan tetapi pelatihan-pelatihan yang diadakan sebenarnya juga tidak mencukupi. Hal ini terlihat dari masih minimnya model pembelajaran koopereatif diterapkan dalam pembelajaran.
Di sisi lain dalam hal evaluasi yang menuntut obyektivitas, justru terjadi kerjasama antar peserta evaluasi.  Hal ini bisa dilihat dalam berbagai laporan pelaksanaan Ujian Nasional tahun 2012. Dalam berbagai laporan banyak ditemukan pelanggaran tata tertib yaitu dalam bentuk siswa saling bekerja sama. Dalam hal ini justru terjadi “tes kooperatif”. Tes yang seharusnya dikerjakan secara mandiri oleh siswa justru dikerjakan dengan saling bekerja sama. Sementara pembelajaran yang seharusnya dikerjakan dengan saling bekerja sama justru dikerjakan secara individual oleh para peserta didik.
Dengan adanya permasalahan ini semestinya pemahaman dan kesadaran guru tentang pembelajaran kooperatif perlu terus ditingkatkan. Di sisi lain kesadaran guru tentang pentingnya hasil pengukuran yang valid dalam evaluasi juga perlu ditingkatkan. Dengan langkah semacam ini diharapkan siswa dapat bersama-sama belajar untuk mencapai kompetensinya. Kemudian dari hasil belajar bersama-sama tersebut diukur keberhasilannya melalui tes yang obyektif dan bebas bias.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline