Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Yang Menanyakan Sudah Makan? Akan Kalah Sama Ngajak Makan

Diperbarui: 7 Maret 2019   18:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tangisan keluh kesah melanda hari-hariku ku menunggu tangismu behenti sambil menikmati pulau kapuk di sepanjang hari, kini sore telah tiba.


Tak kunjung padam ku buat story whatsapp secara tiba-tiba malaikat pun datang membawa dan memberi sesuap nasi, nasipun ku santap kelalapan tidurku yang tak tau managemen waktu.


Hari-hariku yang tak pernah tau dan tak tau dengannya tapi tuhan memberinya untuk berkenalan denganku jasanya sangat memberikan kehidupan padaku.


Dengan seuntaian puisi ini aku akan mengenangmu dari segi usahamu yang tak kenal lelah,hujan,badaipun kau lewati demi hormatmu yang tulus membantu. 

Hari kemaren aku tak tau tapi hari sekarang kau membuatku tau dan pada akhirnya akan terus tau selama-lamanya. 

Jingga bersinar dari ufuk timur menatap ke arah barat menyinari dunia keindahan yang tak pernah mengecewakan seperti primadona bahasa PHP yang di berikan untuk di nikmati.

Kasih sayang yang tak mungkin tersayang jikalau sayang itu datang darinya untuk menjadi tesayang untuk selamat selamanya jinggapun terlena dari ufuk yang tersinari matahari untuk kehati turun kehati. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline