Lihat ke Halaman Asli

Apa Kabar Belajar dari Rumah?

Diperbarui: 2 September 2025   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Kota Serang, 2 September 2025 -- Gelombang unjuk rasa yang melanda sejumlah daerah di tanah air, memicu kekhawatiran akan keamanan dan ketertiban. Imbasnya, kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di berbagai sekolah terpaksa ditiadakan. SMKN 1 Kota Serang, sebagai salah satu institusi pendidikan kejuruan terkemuka di Banten, mengambil langkah antisipatif dengan memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah mulai hari ini, Selasa (2/9/2025).

Keputusan ini diambil setelah rapat internal yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan sekolah sehari sebelumnya, mempertimbangkan perkembangan situasi keamanan yang dinilai belum kondusif. Namun, timbul pertanyaan: Seberapa efektifkah PJJ dalam kondisi seperti ini? Bagaimana cara memastikan agar siswa tidak mengalami ketertinggalan pembelajaran?

"Keamanan dan keselamatan siswa adalah prioritas utama kami. Setelah berdiskusi dengan berbagai pihak, kami sepakat bahwa PJJ adalah opsi terbaik saat ini untuk memastikan proses belajar mengajar tetap berjalan tanpa membahayakan siswa," ujar Dr. Untung Supriyanto, M.Pd., M.AP., Kepala SMKN 1 Kota Serang, saat rapat internal dengan seluruh dewan guru di Aula SMKN 1 Kota Serang.

Lebih dari Sekadar Solusi Darurat

Keputusan SMKN 1 Kota Serang untuk menerapkan PJJ bukan tanpa alasan. Selain faktor keamanan, terdapat beberapa argumentasi kuat yang mendukung pembelajaran dari rumah, terutama dalam situasi krisis seperti saat ini:

Ada beberapa argumentasi yang mendasarinya, antara lain: Pertama, memastikan kontinuitas pendidikan. PJJ memungkinkan proses belajar mengajar tetap berjalan meskipun siswa tidak dapat hadir secara fisik di sekolah. Hal ini penting untuk mencegah terhambatnya kurikulum dan memastikan siswa tetap mendapatkan materi pelajaran yang seharusnya mereka terima.

Kedua, fleksibilitas dan aksesibilitas. PJJ menawarkan fleksibilitas waktu dan tempat belajar. Siswa dapat mengakses materi pelajaran dan tugas dari mana saja dan kapan saja, asalkan terhubung dengan internet. Ini sangat membantu siswa yang mungkin memiliki kendala transportasi atau kondisi kesehatan tertentu.

Ketiga, pengembangan keterampilan Abad ke-21. PJJ menuntut siswa untuk lebih mandiri, bertanggung jawab, dan terampil dalam menggunakan teknologi. Keterampilan-keterampilan ini sangat penting untuk menghadapi tantangan di era digital saat ini.

Namun, efektivitas PJJ tidak bisa dijamin begitu saja. Ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar PJJ dapat berjalan optimal, antara lain: Pertama, keterbatasan akses internet dan perangkat. Tidak semua siswa memiliki akses internet yang stabil dan perangkat yang memadai untuk mengikuti PJJ. Ini dapat menciptakan kesenjangan dalam proses pembelajaran.

Kedua, kurangnya interaksi sosial. PJJ dapat mengurangi interaksi sosial antara siswa dan guru, yang dapat mempengaruhi motivasi dan semangat belajar. Ketiga, keterbatasan pengawasan. Guru mungkin kesulitan untuk mengawasi dan memberikan bimbingan secara individual kepada siswa selama PJJ.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline